JAKARTA, KOMPAS.TV - Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Zullies Ikawati menyarankan, agar para orang tua membiasakan mencatat nama dan tanggal obat yang dikonsumsi anak, guna memudahkan dalam pemeriksaan jika anak sakit.
“Mulai biasakan mencatat obat yang diminum anak kita, mereknya apa, kapan diminumnya, karena nanti jika ada suatu kejadian yang tidak diinginkan dan diduga karena obat maka catatannya ada,” kata Zulies dalam diskusi virtual "IDI Menjawab", seperti dikutip dari Antara, Selasa (25/10/2022).
Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan masih melakukan penelitian lebih lanjut terkait dugaan obat sirop dengan kandungan Etilen Glikol (EG) dan Ditilen Glikol (DEG) yang menjadi penyebab lonjakan signifikan pada kasus gagal ginjal akut pada anak.
Namun, dari sebagian pasien gagal ginjal akut, Kemenkes menemukan bahwa pasien anak tersebut mengonsumsi obat dengan kandungan EG dan DEG. Di sisi lain, ada juga orang tua yang mengaku bahwa anaknya yang menderita gagal ginjal akut tidak mengonsumsi obat sirop yang terdapat kandungan EG dan DEG.
Baca Juga: Kemenkes Pesan Obat Gagal Ginjal Akut dari Amerika dan Jepang, Selain dari Singapura dan Australia
“Maka catatlah obat yang diminum karena memudahkan kita menelusuri. Kadang-kadang ketika ditanya suka lupa dan sudah dibuang obatnya. Ini momentum kita aware dan peduli pada obat yang diminum,” ujar Zullies.
Ia juga meminta orang tua tidak berlebihan dalam memberikan multi vitamin kepada anak, termasuk vitamin yang berbentuk sirop.
Menurutnya, vitamin merupakan suplemen tambahan yang hanya diberikan jika tubuh kekurangan vitamin tersebut. Penambahan vitamin pun juga tidak harus dari vitamin, namun bisa mengandalkan sayur dan buah.
“Kalau makannya sudah bergizi apalagi bayi masih ASI, itu tidak perlu diberikan vitamin, bisa diperoleh dari bahan alami juga seperti buah dan sayur. Kalau memang tidak sangat krusial dan dalam kondisi biasa, tidak harus tiap hari minum multi vitamin sirop,” tutur Zullies.
Mengurangi konsumsi obat sirup juga bisa dilakukan dengan memberikan obat puyer kepada anak. Ia menuturkan bahwa obat puyer biasanya sudah diberi pemanis agar anak tidak terlalu merasakan pahit ketika mengonsumsinya.
Baca Juga: Ombudsman Minta Pemerintah Segera Tetapkan Kasus Gagal Ginjal Akut Sebagai KLB
Orang tua juga bisa menambahkan sedikit air gula atau madu agar anak-anak mau mengonsumsi obat puyer.
“Kalau mau ditambah dengan air gula tidak apa-apa karena tidak berdampak terlalu signifikan. Susu juga bisa tapi harus dilihat dulu obatnya berinteraksi dengan susu,” ujarnya.
Salah satu anak yang meninggal karena gagal ginjal akut namun tak pernah meminum obat sirup, adalah bayi ET di Bantul, Yogyakarta. Bayi tersebut meninggal pada 25 September lalu, setelah mulai demam pada 16 September.
Mengutip dari Kompas.com, ayah bayi tersebut, Yusuf Maulana (44) menceritakan anaknya baru berusia 7 bulan 2 hari saat meninggal dunia. Bayi dengan inisial ET merupakan anak kelima yang lahir normal 23 Februari 2022.
Yusuf mengatakan, anaknya sudah divaksin dasar mengikuti aturan pemerintah, grafik pada tabel Kartu Menuju Sehat (KMS) yang berisi berat-tinggi badan dan lingkar kepala menunjukkan tanda baik, dan sebelumnya tidak pernah sakit.
Baca Juga: BPOM Medan Segel Produk Jadi dan Bahan Baku Perusahaan Farmasi yang Produksi Sirop Unibebi
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.