KHERSON, KOMPAS.TV - Pasukan Ukraina yang melancarkan serangan di selatan membidik Kherson, ibu kota provinsi yang berada di bawah kendali Rusia sejak awal invasi.
Kemungkinan jatuhnya kota Kherson akan memberi penghinaan lain bagi Moskow setelah serangkaian kekalahan di medan perang dan kemunduran lainnya, semakin memojokkan Presiden Rusia Vladimir Putin dan menyiapkan panggung untuk potensi eskalasi perang yang hampir berusia 8 bulan.
Sekilas inilah arti penting militer dan politik Kherson bagi Rusia, seperti dilansir Associated Press, Sabtu, (22/10/2022).
Alasan Kherson Jadi Hadiah Besar Pihak yang Berperang
Kherson, yang memiliki populasi sebelum perang sebanyak 280.000 orang adalah satu-satunya ibu kota regional yang direbut oleh pasukan Rusia.
Kota dan daerah sekitarnya jatuh ke tangan Moskow pada hari-hari pembukaan konflik ketika pasukan Rusia dengan cepat mendorong serangan mereka ke utara dari Krimea, wilayah yang dianeksasi secara ilegal oleh Kremlin tahun 2014.
Kehilangan Kherson merupakan pukulan besar bagi Ukraina karena lokasinya di Sungai Dnieper, dekat muara Laut Hitam, dan perannya sebagai pusat industri utama.
Baca Juga: Menhan AS Telepon Menhan Rusia dan Ukraina, Apa yang Dibahas?
Pejuang perlawanan Ukraina terus menantang pasukan Rusia untuk menguasai kota, dengan tindakan sabotase dan pembunuhan pejabat yang ditunjuk Moskow.
Kherson juga duduk di titik di mana Ukraina dapat memotong air tawar dari Dnieper ke Krimea.
Kyiv memblokir pasokan vital itu setelah pencaplokan Semenanjung Krimea, dan Putin menyebutkan kebutuhan untuk memulihkan suplai air sebagai salah satu alasan di balik keputusannya untuk menyerang Ukraina.
Selama musim panas, pasukan Ukraina melancarkan serangan tanpa henti untuk merebut kembali bagian dari provinsi itu, yang juga disebut Kherson dan salah satu dari empat wilayah yang dicaplok Rusia secara ilegal setelah referendum palsu bulan lalu.
Ukraina menggunakan peluncur roket HIMARS yang dipasok Amerika Serikat untuk berulang kali meroket jembatan utama sungai Dnieper di Kherson, sementara bendungan besar di hulu juga digunakan sebagai titik persimpangan.
Serangan itu memaksa Rusia mengandalkan ponton dan feri, yang juga menjadi sasaran Ukraina.
Ini mengganggu jalur pasokan ke Kherson dan kelompok pasukan Rusia di tepi barat Dnieper, membuat mereka rentan terhadap pengepungan.
Kekurangan itu diperparah setelah sebuah bom truk 8 Oktober meledakkan bagian dari Jembatan strategis Kerch yang menghubungkan daratan Rusia ke Krimea, yang berfungsi sebagai pusat pasokan utama bagi pasukan Rusia di selatan.
Baca Juga: Putin Umumkan Darurat Militer di 4 Wilayah Ukraina yang Dianeksasi Rusia, Situasi Semakin Genting?
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.