JAKARTA, KOMPAS.TV - Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan tidak peduli tentang kandungan zat kimia yang terdapat pada gas air mata yang digunakan dalam Tragedi Kanjuruhan. Tetapi, kata dia, gas air mata telah memicu kepanikan dan sesak napas yang akhirnya menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Hal itu diutarakan Mahfud MD yang juga ketua Tim Gabungan Independepen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, mengomentari hasil survei LSI tentang Kepercayaan Publik terhadap Lembaga Penegak Hukum dan Persepsi terhadap Kanjuruhan yang dirilis pada hari ini, Kamis (20/10/2022).
Mahfud MD bercerita soal hasil TGIPF yang efektivitas dan kredibilitasnya dipertanyakan masyarakat.
"Saya katakan begini, rekomendasi TGIPF di tengah masyarakat jadi pertanyaan, apakah rekomendasi TGIPF ada gunanya? Iya semua jalan," kata Mahfud, Kamis, dipantau dari siaran kanal Youtube LSI.
Ia lalu bicara soal hubungan FIFA-PSSI dan mengatakan pemerintah tidak bisa ikut campur.
"Tapi pemerintah sudah bicara dengan presiden FIFA, akan sama-sama transformasi. Ini kerja sama. Itu nanti kita masukkan dalam pembinaan ke depan," kata Mahfud.
Namun, kata dia, secara yuridis, TGIPF bisa masuk ke sana.
"Kesimpulan tegas. Satu, PSSI wajib tanggung jawab. Kedua, kematian massal disebabkan karena gas air mata, penembakan gas air mata," paparnya.
"Mungkin gas air mata tidak sebabkan mati langsung, tapi penyemprotan tempat-tempat tertentu panik, nafas sesak, desakan di satu pintu dan mati. Sebabnya gas air mata."
Ia juga menyebutkan, gas air mata adalah faktor yang membuat banyaknya korban jiwa berjatuhan dalam Tragedi Kanjuruhan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.