NEW YORK, KOMPAS.TV — Ukraina hari Rabu, (19/10/2022) menuduh Iran melanggar larangan Dewan Keamanan PBB atas pengiriman drone tempur yang mampu terbang 300 kilometer, seperti laporan Associated Press, Kamis, (20/10/2022).
Ukraina juga mengundang para ahli AS untuk memeriksa drone tempur asal Iran yang digunakan oleh Rusia terhadap sasaran sipil.
Rusia dan Iran hari Rabu, (29/10/2022) membantah bahwa drone itu milik Iran.
Sebuah surat dari Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya kepada Sekjen PBB Antonio Guterres dan anggota Dewan Keamanan PBB diperoleh The Associated Press menjelang pertemuan dewan tertutup hari Rabu malam yang diminta oleh Inggris, Prancis dan Amerika Serikat tentang penjualan ratusan drone bersenjata Iran ke Rusia.
Tiga negara Barat sangat mendukung posisi Ukraina bahwa pesawat tak berawak itu ditransfer ke Rusia dan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 2015 yang mendukung kesepakatan nuklir antara Iran dan enam negara utama, AS, Rusia, China, Inggris, Prancis, dan Jerman, bertujuan mengekang kegiatan nuklir Teheran dan mencegah negara itu mengembangkan senjata nuklir.
Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan dewan keamanan bahwa drone atau UAV yang digunakan oleh tentara Rusia di Ukraina "diproduksi di Rusia, jadi ini semua adalah tuduhan yang tidak berdasar."
Dia menuduh negara-negara Barat melakukan "praktik memalukan yang sudah biasa dilakukan," untuk menekan Iran dengan melontarkan tuduhan semacam itu tentang pelanggarannya terhadap resolusi 2231.
Baca Juga: Supremasi Drone Kamikaze Rusia Buatan Iran, Laksana Kawanan Tawon dari Neraka Meneror Ukraina
Duta Besar Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani "dengan tegas menolak klaim tidak berdasar bahwa Iran telah mentransfer UAV atau drone tempur untuk digunakan (dalam) konflik di Ukraina." Dia menuduh ada negara-negara mencoba meluncurkan kampanye disinformasi untuk "salah membangun hubungan" dengan resolusi PBB.
"Selain itu, Iran sangat yakin tidak ada ekspor senjatanya, termasuk UAV, ke negara mana pun" yang melanggar resolusi 2231.
Duta Besar Prancis untuk PBB Nicolas De Riviere menegaskan kembali setelah pertemuan dewan keamanan PBB bahwa drone dikirim dari Iran ke Rusia dan digunakan di Ukraina sehingga melanggar resolusi DK PBB.
Dia mengatakan kepada wartawan bahwa selama diskusI tertutup DK PBB, Rusia membantah ini dan mengutip pernyataan dari juru bicara Kremlin Dmitry Peskov yang mengatakan bahwa "peralatan Rusia dengan nomenklatur Rusia digunakan" di Ukraina.
"Dan saya katakan, tidak ada seorang pun di dunia ini yang mempercayai pernyataan Peskov," kata duta besar Prancis.
De Riviere mengatakan Peskov "telah berbohong sejak awal" ketika dia mengatakan pada 23 Februari, sehari sebelum serangan Rusia ke Ukraina, bahwa Rusia tidak akan pernah menyerang Ukraina.
“Dan sekarang dia akan memberi tahu kami bahwa Rusia tidak pernah membeli drone Iran. Jadi, saya pikir kredibilitasnya nol,” kata utusan Prancis itu.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.