TANGERANG, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo menyatakan, dirinya akan rutin mengecek penanganan inflasi daerah dan mengumumkannya ke publik. Pasalnya, salah satu kunci yang membuat Indonesia bertahan dan bisa tetap tumbuh di tengah krisis dunia, adalah pelaksanaan kebijakan yang detil.
Menurut Jokowi, dalam kondisi seperti ini pemerintah mana pun tidak bisa hanya membuat kebijakan di tataran makro. Tapi juga harus ke level mikro. Hal itu ia sampaikan saat membuka acara Trade Expo Indonesia ke-37 Tahun 2022, di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Rabu (19/10/2022).
"Tanya nanti Bapak-Ibu sekalian pada gubernur, pada bupati dan wali kota, apa yang sudah dilakukan dalam mengatasi inflasi. Saya cek satu persatu sekarang dan saya umumkan, 'Provinsi ini inflasinya masih 8 [persen], inflasinya masih 7 [persen], sudah 3 [persen], sudah 4 [persen].' Kita buka sekarang ini, karena memang situasinya membutuhkan kerja-kerja seperti itu," kata Jokowi.
Baca Juga: Inflasi Tinggi di AS, Sri Mulyani Makan Taco dan Burrito Seharga Rp200.000
Ia mengatakan, kalau negara-negara lain mengatasi inflasi yang bergerak hanya bank sentralnya dengan menaikkan suku bunga. Namun di Indonesia tidak hanya itu. Pemerintah bersama pemda dan pihak lainnya berupaya mengatasi sumber inflasinya.
"Dengan apa? Sebulan yang lalu saya sudah perintahkan kepada gubernur, bupati, dan wali kota untuk ikut memakai APBD, menutup dari APBD ongkos transportasi dari produsen ke pasar, dari produsen ke konsumen. Dua-duanya bergerak bersama-sama, otoritas moneter bergerak, otoritas fiskal bergerak, kemudian daerah juga bergerak," ungkap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi menyebut, pemerintah tidak bisa lagi hanya membuat kebijakan di level makro. Tapi harus lebih detil dan satu persatu dikejar dan diselesaikan.
Baca Juga: MenPANRB Soal Pelayanan Publik: Sudah Tidak Musim Pelayanan Lama
"Itulah kerja yang dilakukan oleh pemerintah saat ini. Enggak bisa lagi kita hanya kerja makro saja, bisa luput, bisa meleset, 'Pak, saya sudah kerja, mikronya juga sudah kerja.' Tidak mungkin hanya makro dan mikro, harus kerja lebih detail lagi," tambahnya.
Pemerintah pusat memang rutin menggelar rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Dalam rapat sebelumnya, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegur kepala daerah di Pulau Sumatera, lantaran inflasi tertinggi banyak terjadi di wilayah tersebut.
Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik, 5 kota dengan inflasi tertinggi bulan Agustus dari 90 kota yang disurvei berada di Sumatera. Yakni Jambi sebesar 6,96 persen, Bungo 6,94 persen, Gunungsitoli 6,70 persen, Padang 6,51 persen, dan Pekanbaru 6,41 persen.
Hal itu disampaikan Luhut saat berbicara dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang disiarkan secara virtual, Selasa (30/8/2022).
Baca Juga: Jokowi "Todong" Ciputra Group Investasi di IKN: "300 Hektare, Bener Pak?"
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.