JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan penyakit gangguan ginjal akut pada anak tidak ada kaitannya dengan vaksinasi maupun infeksi Covid-19.
Hal itu disampaikan Juru Bicara Kemenkes M Syahril merespons dugaan adanya keterkaitan antara penyakit gangguan ginjal misterius pada anak dengan Covid-19.
"Dari hasil pemeriksaan tidak ada bukti hubungan kejadian gangguan ginjal akut ini dengan vaksin Covid-19 maupun infeksi Covid-19 yang banyak ditanyakan oleh masyarakat, ada berita banyak di media sosial ini,” kata Syahril dalam konferensi pers virtual, Rabu (19/10/2022) yang juga dipantau KOMPAS.TV.
Terlebih, ungkap dia, umumnya gangguan ginjal akut menyerang anak dengan usia 1 hingga 5 tahun.
“Sementara program vaksinasi Covid-19 belum menyasar pada anak usia 1 sampai 5 tahun,” jelasnya.
Sebelumnya, dia juga menegaskan pemeriksaan laboratorium dan penyebab pasti dari gangguan ginjal akut masih terus dilakukan.
Pihaknya, lanjut Syahril telah menggandeng sejumlah ahli epidemiologi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, dan Puslabfor.
Penyelidikan epidemologi dilakukan dengan melakukan pengawasan dan pemeriksaan untuk mengetahui infeksi-infeksi yang menjadi penyebab gagal ginjal akut pada anak.
Pemeriksaan mencakup swab tenggorokan, swab anus, pemeriksaan darah dan kemungkinan intoksifikasi.
Baca Juga: Kemenkes Instruksikan Apotek Setop Jual Obat Sirop Buntut Kasus Gangguan Ginjal Anak
Saat ini Kemenkes juga tengah melakukan penyelidikan epidemologi kepada masyarakat, dengan menanyakan berbagai jenis obat-obatan yang dikonsumsi maupun penyakit yang pernah di derita 10 hari sebelum masuk rumah sakit.
Harapannya hasilnya bisa segera kami dapatkan sebagai informasi untuk penanganan selanjutnya.
Syahril menyebutkan telah meminta fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap merebaknya gagal ginjal pada anak dengan aktif melaporkan setiap kasus yang mengarah pada gagal ginjal akut pada anak.
Sebagai bentuk kewaspadaan dini, Kemenkes meminta masyarakat terutama orang tua yang memiliki anak usia 0-18 tahun untuk aktif melakukan pemantauan umum dan gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut.
Adapun gejelanya seperti penurunan volume urine yang dikeluarkan, demam selama 14 hari, gejala ISPA, dan gejala infeksi saluran cerna.
Selanjutnya, belajar dari kasus yang terjadi di Gambia, Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk menggunakan obat dengan baik dan benar sesuai dengan resep dokter maupun informasi yang tertera di kemasan obat.
Hingga 18 Oktober 2022, Kemenkes mencatat ada 206 kasus yang tersebar di 20 provinsi di Indonesia, 99 penderita di antaranya meninggal dunia.
Baca Juga: Kasus Gagal Ginjal Akut Melonjak, Ini Cara Mencegah Anak Sakit di Musim Pancaroba
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.