JAKARTA, KOMPAS TV - Kasus dugaan pembunuhan terencana yang menewaskan Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang melibatkan bekas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo menjadi peristiwa yang paling menghebohkan sepanjang tahun 2022.
Baca Juga: Siap Berhadapan, Bharada E Minta Hakim Segera Hadirkan Ferdy Sambo Dkk di Persidangan
Hal itu berdasarkan survei terhadap 1.200 responden oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada 11-20 September 2022. Sampel responden diambil menggunakan metode multi stage random sampling. Survei melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Margin of error dari survei plus minus 2,9 persen.
“Ada lima hal yang membuat kasus Ferdy Sambo menjadi kasus paling dramatis Tahun 2022. Pertama, kasus Ferdy Sambo didengar oleh 87,5 persen populasi Indonesia. Kemudian, sekitar 7,1 persen yang tidak pernah mendengar kasus ini dan 5,4 persen responden yang tidak tahu atau tidak menjawab,” kata Peneliti Senior LSI Denny JA, Ardian Soba dalam konferensi secara virtual, Selasa (18/10/2022).
Ardin mengatakan, perkara Ferdy Sambo didengar oleh mayoritas absolut atau mayoritas mutlak penduduk Indonesia. Menurut dia, standar kasus didengar oleh mayorias absolut penduduk biasanya ketika diketahui oleh sekitar 75 persen penduduk.
“Tidak banyak kasus yang pengetahuan publik terhadap kasus itu di atas 87,5 persen. Jadi, ini adalah kasus yang luar, besar dan diketahui banyak orang."
"Bahkan kalau kita sandingkan dengan capres dan cawapres yang ada, itu pengenalannya di atas 87,5 persen itu sejauh ini baru Pak Prabowo Subianto, yang lain tingkat pengenalannya di bawah angka 87,5 persen,” ujarnya.
Menurut dia, kasus Ferdy Sambo ini didengar oleh mayoritas berbagai lapisan masyarakat, baik dari segi umur, agama, tingkat penghasilan, wilayah, dan gender.
Soba mencontohkan, lapisan masyarakat dari segi umur di mana penduduk dengan usia di bawah 30 tahun sebanyak 94,4 persen yang sudah mengetahui atau mendengar kasus Ferdy Sambo.
Selanjutnya, sebanyak 88,5 persen penduduk dengan usia 30-39 persen sudah mendengar kasus Ferdy Sambo, sebanyak 89,1 persen penduduk dengan usia 40-49 tahun dan sebanyak 81,6 persen penduduk dengan usia 50 tahun ke atas sudah mendengar kasus Ferdy Sambo.
“Begitu juga dengan lapisan agama di mana penduduk beragama Islam, sebanyak 86,6 persen sudah mendengar kasus Ferdy Sambo dan agama non muslim sebanyak 95,1 persen yang sudah mendengarkan kasus Ferdy Sambo tersebut,” kata Soba.
Selain itu, kata dia, kasus pembunuhan Brigadir J juga bertahan menjadi pembicaraan publik selama berbulan-bulan.
Bahkan, kata dia, hingga saat ini sudah 4 bulan tetap hangat menjadi perbincangan masyarakat sejak terjadi penembakan terhadap Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo di Kawasan Duren Tiga, Jakarta, 8 Juli yang lalu. Menurut Soba, pembicaraan publik terhadap kasus ini masih terus berjalan karena persidangan baru dimulai Senin (17/10/2022) kemarin.
“Keempat, kasus Ferdy Sambo seperti drama yang penuh isu panas dan perubahan karakter, dari kasus polisi tembak polisi, antara Bharada E dengan Brigadir J, lalu perselingkuhan, obstraction of justice, suami bela istri, penyalahgunaan kekuasaan, tuduhan uang gelap judi online hingga narkoba,” ungkap Soba.
Selain itu, kata Soba, kasus Ferdy Sambo membuat kepercayaan kepada Polri menurun 13 persen, dari 72,1 persen di tahun 2019 (sebelum kasus Sambo) menjadi 59,1 persen pada tahun 2022 setelah kasus Ferdy Sambo.
“Jadi, kita melihat kasus Ferdy Sambo bisa membuat lembaga sebesar Polri itu juga menurun ke level 59,1 persen,” kata Soba.
Baca Juga: Ferdy Sambo Bilang ke Bharada E Bahwa Putri Candrawathi Dilecehkan Brigadir J
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.