GILI TRAWANGAN, KOMPAS.TV – Rekaman video seorang wisatawan asing perempuan tengah menangis ketakutan saat menumpang kapal akibat gelombang tinggi, viral di media sosial.
Dalam rekaman video itu, sang turis yang duduk menangis tampak ditenangkan oleh seorang rekannya yang berlutut di depannya sambil memeluknya. Sementara, perahu kayu yang ditumpangi sang turis tampak terangkat tinggi lalu terhempas, dan terombang-ambing dipermainkan gelombang laut.
Hingga Senin (17/10/2022) malam, video itu telah ditonton lebih dari 30 ribu kali.
Lukman Hakim, seorang warga Gili Trawangan yang mengunggah video itu pada Senin (17/10) siang, membenarkan bahwa turis perempuan itu menangis karena ketakutan.
“Saya lihat tamunya ketakutan sampai gemetaran begitu. Kayaknya karena ombak, karena setelah ombak berhenti, dia agak tenang,” ujar Lukman saat dihubungi Kompas.tv, Senin (17/10) malam.
Baca Juga: Ribuan Turis Gili Trawangan Tujuan Bali Dioper Lewat Lombok, Uji Coba Diprotes Banyak Pihak
Dalam video itu, sang perekam terdengar berbicara dalam bahasa Inggris pada seorang turis asing di sampingnya.
“Ini uji coba dari aturan pemerintah kami. Kalau Anda tak terima dan tak suka, Anda bisa komplain. Maksud saya, (kebijakan) ini tidak bagus, beda dari sebelumnya. Kami juga butuh masukan dari para penumpang,” tuturnya.
Bersama puluhan penumpang lainnya, turis yang menangis ketakutan itu berada dalam armada kapal kayu milik Koperasi Karya Bahari (KKB), wadah yang menaungi para pemilik kapal jasa transportasi lokal di wilayah tiga Gili (Trawangan, Meno, dan Air) di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pada Senin (17/10), kapal berkapasitas sekitar 40 orang itu tengah mengangkut para wisatawan tujuan Bali dari Pelabuhan Gili Trawangan ke Pelabuhan Bangsal di Lombok Utara.
Baca Juga: Mandi Safar Gili Trawangan, Tradisi Tahunan Tolak Bala demi Bangkitkan Pariwisata usai Pandemi
Sebelumnya, para turis yang mengunjungi kawasan tiga Gili dari Bali, bisa langsung turun dan naik di dermaga pelabuhan di tiga Gili. Namun, sejak Senin (17/10), para penumpang tujuan Bali diberangkatkan lewat Pelabuhan Bangsal.
Uji coba kebijakan itu didasarkan atas surat rekomendasi Bupati Lombok Utara tentang titik pemberangkatan kapal cepat atau fastboat lewat Pelabuhan Bangsal. Tujuannya, mewujudkan keadilan bagi para pelaku transportasi, sekaligus memaksimalkan pendapatan asli daerah (PAD) dengan tetap menjaga kenyamanan dan keselamatan penumpang.
Namun, banyak pihak menilai kebijakan itu justru mengorbankan keselamatan dan kenyamanan penumpang. Pasalnya, untuk kembali ke Bali, wisatawan harus menempuh rute memutar yang lebih jauh melintasi perairan Lombok menggunakan armada kapal yang lebih kecil di tengah cuaca yang tak menentu.
Terlebih, lewat laman resmi media sosialnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, pada 17 – 18 Oktober 2022, tinggi gelombang di Selat Lombok bagian utara mencapai sekitar 2,5 meter.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.