JAKARTA, KOMPAS.TV - Kuat Ma'ruf, asisten rumah tangga Ferdy Sambo, sudah menyiapkan sebilah pisau pada saat dilakukan penembakan atau eksekusi terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
"Kuat Ma'ruf dengan kehendaknya sendiri sudah membawa pisau di dalam tas selempangnya," tulisan pada dakwaan jaksa yang dikutip pada Senin. Dakwaan pembunuhan berencana Ferdy Sambo terhadap Brigadir J itu disampaikan jaksa penuntut umum di Jakarta Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Senin (17/10/2022).
Baca Juga: Bripka Ricky Tak Berani Tembak Brigadir J, tapi Siap Lindungi Ferdy Sambo jika Korban Melawan
Berdasarkan surat dakwaan Ferdy Sambo, Kuat Ma'ruf sudah mengetahui rencana bosnya itu untuk menghabisi nyawa Brigadir J di rumah dinas yang berada di Komplek Polri, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.
Karena itu, ia menyimpan pisau di tas selempang yang dikenakannya untuk jaga-jaga kalau Brigadir J melakukan perlawanan. Sejak kapan pisau itu berada di tas itu tak diungkapkan.
Kuat Ma'ruf sebenarnya bersama Bripka Ricky Rizal dijadwalkan kembali ke Magelang, Jawa Tengah. Karena itu, mereka tak menjalani tes PCR sesampainya di Jakarta.
Baca Juga: Pulang ke Jakarta, Senjata Brigadir J Dipegang Bharada E yang Semobil dengan Putri Candrawathi
Namun, keduanya justru turut serta pergi ke rumah dinas Ferdy Sambo. Sesampainya di sana, Kuat Ma'ruf sempat mengantar Putri Candrawathi ke kamar.
Selanjutnya, Kuat Ma'ruf menutup pintu depan dan pintu balkon di lantai dua yang sebenarnya bukanlah tugasnya.
"Pekerjaan itu sebenarnya bukan tugas Kuat Ma'ruf, melainkan tugas Diryanto alias Kodir," tulisan dalam surat dakwaan Ferdy Sambo.
Pada pukul 17.08, Ferdy Sambo menyusul rombongan Putri Candrawathi menuju rumah dinasnya bersama ajudan dan sopirnya.
Baca Juga: Saat Putri Candrawathi Menangis Minta Ferdy Sambo Tak Cerita ke Orang Lain soal Perilaku Brigadir J
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.