RABAT, KOMPAS.TV - Maroko dikabarkan memasuki kelompok penghasil pesawat tanpa awak atau drone.
Negara itu menjadi negara Afrika pertama yang menjadi penghasil drone, dan semua itu bisa terjadi berkat bantuan Israel.
Hubungan mesra Maroko dengan Israel telah terjadi sejak normalisasi hubungan pada 2020 lalu.
Dilansir dari Middle East Monitor, Angkatan Bersenjata Maroko akan membangun dua pabrik yang memproduksi drone perang dengan pengawasan dan keahlian Israel.
Dikabarkan pada tahun lalu, Israel Aerospace Industries menerima dana US$22 juta dari Maroko dalam kerjasama produksi drone tersebut.
Baca Juga: Pengantin di Indonesia Berjoget saat Pesta Penikahan, Malah Netizen Malaysia yang Heboh
Kondisi ini akan memungkinkan kerajaan untuk memproduksi drone canggih dengan biaya rendah, dibandingkan dengan yang saat ini dibeli dari China dan Turki.
Menurut perjanjian militer antara Maroko dan AS yang ditandatangani Juli lalu, Tel Aviv berkomitmen untuk mentransfer teknologi pembuatan drone ke Rabat.
Dengan dukungan Tel Aviv, drone ini akan diproduksi dengan biaya lebih rendah di dua pangkalan militer di Maroko.
Menurut sumber militer Israel, drone perang yang akan diproduksi di Maroko dalam beberapa bulan ke depan, akan mampu melakukan misi pengawasan, pengumpulan informasi intelijen jarak jauh dan partisipasi dalam pertempuran.
Seperti dilaporkan Radio France Internationale (RFI), Maroko menjadi negara Afrika pertama yang menghasilakan drone
Sebelumnya Maroko dilaporkan membeli drone dari sejumlah negara seperti China, Turki, Prancis dan Israel.
Maroko kini juga mungkin menjadi negara paling maju di Afrika Utara.
Baca Juga: Iran Bantah Pasok Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina, Sebut Perang Bukan Jalan yang Benar
Namun, ambisi Rabat tak lagi sebatas membeli saja, sebaliknya mereka berusaha memproduksi drone di wilayah Maroko dengan bantuan Israel.
Maroko telah mempercepat persenjataannya di berbagai bidang selama beberapa tahun.
Baru-baru ini, Maroko menggunakan drone di Shara Barat untuk menargetkan aktivita Front Polisario dan terkadang warga sipil Aljazair atau Mauritania yang memasuki zona penyangga.
Menurut RFI, drone memungkinkan Maroko untuk mendapatkan keuntungan dari alat yang kuat dan dikembangkan ini, serta membuktikan efektivitasnya di daerah konflik di seluruh dunia.
Sumber : Middle East Monitor
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.