JAKARTA, KOMPAS TV - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan alasan pihaknya tak melontarkan protes ketika Partai Gerindra mendeklarasikan Ketua Umum Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Hal ini berbanding terbalik saat Partai NasDem mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres.
Menurut Hasto, kader NasDem setelah mendeklarasikan Anies sebagai capres kerap menyudutkan pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi.
Baca Juga: AHY Klaim Era SBY Lebih Baik daripada Jokowi, Begini Respons Sekjen PDIP
"(Hanya protes ke NasDem) Karena antitesa. Bayangkan ketika itu disampaikan sebagai suatu antitesa kepada Pak Jokowi, Pak Jokowi sedang menjabat yang juga sedang didukung oleh partai politik termasuk NasDem," kata Hasto di Jakarta Selatan, Kamis (13/10/2022).
Ia mengingatkan kepada Partai NasDem, yaitu masih banyak janji Anies Baswedan yang belum terealisasikan saat menjadi orang nomor satu di Jakarta.
"Ini ada 23 janji kampanye Pak Anies dari laporan, Hanya lima yang dijalankan dan mana yang menjalankan Pak Jokowi dilevel gubernur saja? Mana kemudian sekarang pasukan oranye? Pasukan hijau? Pasukan biru? Itu kan mencerminkan sebenarnya tiga warna dan berbagai warna itu kan menyatu dalam kepentingan Pak Jokowi di situ.
"Kemudian kita lihat itu di dalam mengatasi banjir, Pak Basuki (Menteri PUPR) baru saja mengeluh ketika normalisasi sungai Ciliwung, pembebasan lahan tidak dilakukan oleh pemerintah daerah padahal ada Rp315 triliun anggaran selama 5 tahun Pak Anies. Jadi dari gubernur saja sudah antitesa," ujarnya.
Hasto menambahkan, bila dibandingkan dengan kader Gerindra mereka masih tetap menghormati kalau partainya masih masuk ke dalam koalisi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Baca Juga: Pimpinan PDIP: Pernyataan Anies Antitesis Jokowi Jadi Tolak Ukur Kesetiaan Nasdem dalam Koalisi
"Nah Pak Prabowo tidak pernah berbicara antitesa, Gerindra tidak pernah berbicara antitesa. Jadi kami fair apa yang disampaikan bisa dipertanggungjawabkan secara politik, dan akademis. Karena risetnya ada," tandas Hasto.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.