JAKARTA, KOMPAS.TV - Sekretaris Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Erlang Samoedro mengungkapkan dampak paparan gas air mata pada pernapasan.
Dokter Erlang mengatakan, gas air mata mengandung zat iritan yang akut dan pemulihannya relatif cepat.
"Ini zat iritan yang akut, biasanya resolve-nya juga cepat, jadi jarang menimbulkan dampak jangka panjang, kecuali ada kerusakan di parunya," kata Erlang di Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Rabu (12/10/2022).
Ia juga menerangkan bahwa seseorang yang memiliki kerentanan juga bisa menderita dampak paparan gas air mata lebih parah daripada orang tanpa kerentanan.
"Kerentanan artinya punya penyakit sebelumnya, misalnya asma, itu bisa meninggal karena tercetusnya penyakit sebelumnya," jelasnya.
"Kemudian kelompok rentan, orang tua dan anak-anak," imbuhnya.
Baca Juga: TGIPF Lakukan Pemeriksaan Laboratorium Gas Air Mata Kedaluwarsa di Tragedi Kanjuruhan
Ia menyoroti, paparan gas air mata terhadap anak-anak bisa berakibat fatal.
"Kan saluran napasnya masih kecil, kemudian apabila terjadi peradangan akan menyempit dan sesak napas, bisa fatal akibatnya," ungkapnya.
Dosis gas air mata yang dihirup, kata dia, juga memengaruhi efek yang akan ditimbulkan pada tubuh orang yang terpapar.
"Kalau di ruangan tertutup dan makin lama konsentrasinya makin naik, dia akan menggeser oksigen, jadi seseorang itu akan menghirup oksigennya jadi lebih sedikit, karena kandungan zat ini (gas air mata) justru memenuhi konsentrasi di udara," tuturnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.