JAKARTA, KOMPAS.TV - Penyakit gagal ginjal akut tak hanya menyerang dewasa, anak-anak pun rentan mengidapnya. Kasus gagal ginjal pada anak yang umum ditandai dengan frekuensi buang air kecil yang menurun.
Kasus gagal ginjal akut misterius yang terjadi pada anak-anak masih belum diketahui penyebabnya. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau agar orang tua waspada pada beberapa gejala gagal ginjal akut ini.
Dilansir Grid.id, ginjal seperti sistem pengumpulan dan pembuangan sampah tubuh. Melalui unit mikroskopis yang disebut nefron, ginjal membuang produk limbah dan air ekstra dari makanan yang dimakan seseorang, mengembalikan bahan kimia yang dibutuhkan tubuh (seperti natrium, fosfor, dan kalium) kembali ke aliran darah.
Air ekstra bergabung dengan limbah lain untuk menjadi urin, yang mengalir melalui tabung tipis yang disebut ureter ke kandung kemih, di mana ia tetap sampai keluar melalui uretra (tabung yang membawa urin keluar dari tubuh dari kandung kemih) ketika seseorang pergi ke kamar mandi.
Baca Juga: Ginjal Akut Misterius Serang Anak, Waspada Apabila Jarang Buang Air Kecil
Ginjal juga menghasilkan tiga hormon penting, yaitu:
Gagal ginjal adalah ketika ginjal melambat atau berhenti menyaring limbah dengan benar dari tubuh, yang dapat menyebabkan penumpukan produk limbah dan zat beracun dalam darah.
Masalah kesehatan ini bisa dideteksi dengan pemeriksaan fisik untuk meninjau tanda penyakit. Untuk mengonfirmasi diagnosis, dokter biasanya juga merekomendasikan tes urine, darah, pencitraan, sampai biopsi ginjal.
Waspada gejala gagal ginjal akut misterius anak
IDAI melaporkan peningkatan kasus gangguan ginjal akut misterius sejak Januari 2022. Dalam dua bulan terakhir, terjadi lonjakan kasus sampai lebih dari 100 anak mengidap penyakit tersebut yang belum diketahui penyebabnya.
Baca Juga: Gagal Ginjal pada Anak Terus Meningkat Hingga Capai 100 Kasus!
Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI, dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) mengungkapkan investigasi masih dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti gagal ginjal akut yang dialami oleh 131 anak yang tersebar di seluruh Indonesia.
Berdasarkan hasil dari berbagai pemeriksaan laboratorium belum diketahui ada virus atau patogen lain yang ditemukan secara konsisten dari pasien yang dilaporkan.
”Umumnya gagal ginjal akut terjadi akibat kekurangan cairan atau kehilangan cairan dalam waktu singkat, misalnya karena diare yang menyebabkan dehidrasi hebat atau perdarahan hebat karena syok dari demam berdarah dengue. Namun, riwayat penyakit itu tak jelas pada kasus ini karena tiba-tiba mengalami penurunan jumlah urine,” katanya.
Sumber : Kompas TV, Grid.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.