JAKARTA, KOMPAS.TV - Polisi membantah jika penyebab meninggalnya korban tragedi Kanjuruhan akibat tembakan gas air mata.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyebut, kepolisian sudah menganalisis gas air mata yang digunakan saat kejadian di stadion kanjuruhan.
Polri menyebut gas air mata dalam skala tinggi termasuk yang digunakan polisi di Stadion Kanjuruhan tidak mematikan.
Baca Juga: Polisi Akui Temuan Gas Air Mata Kedaluwarsa di Tragedi Kanjuruhan
Hal ini diungkap Polri berdasarkan keterangan ahli kimia dan persenjataan dari UI dan Universitas Pertahanan.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyebut, dari penjelasan para ahli dan dokter efek gas air mata memicu iritasi mata, kulit, dan pernapasan bukan kematian.
Untuk mengetahui sebenarnya bagaimana dampak dan penanganan seperti apa yang harus dilakukan jika terpapar gas air mata?
Simak dialog selengkapnya bersama spesialis paru RS Persahabatan dokter Agus Dwi Susanto dan melalui zoom pakar toksikolog forensic Prof I Made Agus Gelgel Wirasuta.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.