Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Harga Minyak Turun Menyusul Kekhawatiran Naiknya Permintaan karena Ancaman Resesi Global

Kompas.tv - 12 Oktober 2022, 07:29 WIB
harga-minyak-turun-menyusul-kekhawatiran-naiknya-permintaan-karena-ancaman-resesi-global
Ilustrasi - Barel minyak dengan grafik harga minyak jatuh (Sumber: AntaraShutterstock/pri.)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Desy Afrianti

NEW YORK, KOMPAS.TV - Harga minyak jatuh sekitar dua persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Ini memperpanjang penurunan sesi sebelumnya.

Penurunan tersebut menyusul kekhawatiran permintaan naik setelah Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan perlambatan pertumbuhan global.

Diketahui, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November merosot 1,78 dolar AS atau 2,0 persen, menjadi 89,35 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, setelah tergelincir 1,6 persen di sesi sebelumnya.

Sedangkan minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember kehilangan 1,9 dolar AS atau 2,0 persen, menjadi 94,29 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, menyusul kejatuhan 1,8 persen sehari sebelumnya.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Berfluktuasi, China Tunda Penyesuaian Harga BBM

Presiden Bank Dunia David Malpass dan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva pada Senin (10/10/2022), memperingatkan tentang meningkatnya risiko resesi global dan inflasi tetap menjadi masalah yang berkelanjutan.


Laporan World Economic Outlook terbaru IMF, pada Selasa (11/10/2022) memproyeksikan, ekonomi global tumbuh sebesar 3,2 persen tahun ini. Sementara,  2,7 persen pada 2023 dengan revisi turun 0,2 persen poin untuk 2023 dari perkiraan Juli.

“Ekonomi global sedang mengalami sejumlah tantangan yang bergejolak, seperti inflasi yang lebih tinggi dari yang terlihat dalam beberapa dekade, kondisi keuangan yang semakin ketat di sebagian besar wilayah, konflik Rusia-Ukraina, dan pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, semuanya sangat membebani prospek, “ tulis salam laporan tersebut.

"Ada pesimisme yang tumbuh di pasar sekarang," kata Craig Erlam dari broker OANDA, seperti dikutip dari Antara.

Awal tahun ini minyak melonjak, membuat Brent mendekati rekor tertinggi 147 dolar AS per barel imbas invasi Rusia ke Ukraina yang menimbulkan kekhawatiran pasokan. Namun, harga telah turun karena kekhawatiran ekonomi.




Sumber : Antara




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x