YEREVA, KOMPAS.TV - Karpet Armenia, terkenal dengan kualitas dan daya tahannya.
Menurut sejarawan, karpet di Armenia sudah ada sejak abad ketujuh.
Dan ini artinya, ke khasan Karpet Armenia sudah melewati lebih dari 1300 tahun.
Dalam sejarahnya, perajin selalu membuat karpet dengan tangan yang dibantu dengan beberapa peralatan dan keterampilan kuno.
Mulai dari bahan yang sama, desain yang sama hingga teknologi pewarnaan kuno yang didapat dari mencelup benang dengan pewarna alami.
Dan tradisi ini terus diabadikan oleh perusahaan Wool Way, yang menjadi salah satu produsen karpet di Armenia.
Baca Juga: “Dewan Kolonel” Siapkan Karpet Merah Untuk Puan Maju 2024
Untuk mendapatkan warna yang indah, pihak perusahaan mengumpulkan banyak tanaman dan bunga bunga yang sudah mati.
Bahkan banyak diantaranya harus didapatkan dari luar negeri seperti India, Meksiko dan wilayah lain di pegunungan.
Salah satu yang digunakan untuk mendapatkan warna untuk karpet, yakni serangga cochineal.
Serangga yang banyak ditemukan di wilayah Amerika Selatan ini, biasa hidup di kaktus.
Sedangkan untuk benang yang digunakan berasal dari wol, serat yang diperoleh dari rambut hewan.
Meski dalam proses produksinya memakan waktu yang lama, namun pewarna alami atau organik, tidak membahayan kesehatan.
Sejak dulu hingga sekarang, proses menenun karpet merupakan proses yang cukup panjang, memakan waktu dan ketelitian.
Sehingga untuk bisa menghasilkan karpet besar membutuhkan waktu 3-4 bulan untuk menenun.
Ada lima perajin yang bekerja di perusahaan Wool Way, salah satunya termasuk perajin yang sudah menenun sejak usianya 16 tahun.
Sebagian besar karpet diekspor, atau dijual kepada turis yang berkunjung dengan biaya lebih dari 500 dollar per meter persegi, setara Rp7.600.000 per meter persegi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.