BANGKOK, KOMPAS.TV - Pelaku pembantaian di pusat penitipan anak di Thailand ternyata adalah seorang mantan polisi yang dipecat.
Biro Investigasi Pusat Thailand mengidentifikasi pelaku pembunuhan massal tersebut adalah Panya Kamrab, 34 tahun.
Kepolisian Kerajaan Thailand mengonfirmasikan Panya merupakan mantan petugas kepolisian, yang dipecat awal tahun ini karena kepemilikan obat-obatan.
Panya melakukan pembantaian yang menewaskan 36 orang di sebuah penitipan anak di Uthai Sawan, Kamis (7/10/2022), dan 24 orang di antaranya adalah anak-anak.
Baca Juga: Penembakan Massal Thailand: 34 Orang Tewas, 22 di Antaranya Anak Kecil
Ia melakukan pembantaian baik dengan menembak dan menusuk korbannya.
Setelah melakukan aksi mengerikan tersebut, Panya pun memutuskan bunuh diri.
Selain itu, ternyata di antara korban adalah istri dan anak tiri dari Panya.
Penyelidik mengungkapkan, Panya membunuh keduanya tepat sebelum ia bunuh diri.
Menurut Kepala Polisi lokal, anak tiri Panya yang berusia 2 tahun, terdaftar di pusat penitipan anak yang ia serang.
Awalnya, saat serangan terjadi anak tiri Panya tidak terlihat.
“Ia (Panya) pergi mencari anaknya yang berusia 2 tahun, tetapi anak itu tak ada di sana, jadi ia mulai menusuk banyak orang di pusat perawatan,” ujar Juru Bicara Kepolisian Mayor Jenderal Paisan Luesomboon.
Panya kemudian bisa mencapai ruangan di mana ada 24 anak tidur bersama, termasuk anak tirinya.
“Ia juga menggunakan pisau untuk menusuk baik anak-anak dan staf di pusat tersebut,” ujar Paisan.
Baca Juga: Mengejutkan! Istri Bantu Suami Nikahi Mantan Kekasih, Ketiganya Kemudian Hidup Serumah
Salah satu guru di tempat itu menggambarkan pemandangan yang mengerikan kepada media lokal.
Ia menjelaskan bahwa Panya memasuki pusat perawatan anak sekitar tengah hari, ketika dua staf lainnya tengah makan siang.
“Saya kemudian mendengar suara seperti kembang api. Kemudian saya berbalik, dan melihat dua staf terjatuh di lantai,” katanya.
“Kemudian ia menarik senjata dari pinggangnya. Saya tak menyangka dia juga akan membunuh anak-anak,” tutur Paisan.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.