MALANG, KOMPASTV - Banyaknya anak-anak yang menjadi korban tewas saat tragedi kerusuhan Kanjuruhan mendapat sorotan dari media asing.
Salah satunya adalah Washington Post yang mengungkapkan kepiluan dari ibu dari anak salah satu korban tewas tragedi kerusuhan Kanjuruhan, Muhammad Vidy Prayoga.
Media Amerika Serikat (AS) itu mengungkapkan, Prayoga yang baru berusia 3 tahun ikut menyaksikan laga antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).
“Virdy berdiri di kursinya sebelum kick-off mengenakan syal Arema di lehernya yang membentang hingga mata kaki. Ibunya, Elmiati (33 tahun), menyalakan ponselnya untuk merekam video dan Virdy tersenyum lebar ke arah kamera. Ia mencintai Arema FC,” bunyi tulisan di artikel itu.
Baca Juga: Mengenang Peristiwa Kematian 328 Suporter di Peru, Punya Kemiripan dengan Tragedi Kanjuruhan
Tetapi kemudian kerusuhan terjadi setelah Arema FC kalah dari Persebaya 2-3, dan dilaporkan membuat 131 orang kehilangan nyawa.
Insiden paling berdarah di sepak bola Indonesia itu juga yang akhirnya membuat Virdy harus meninggalkan keluarganya untuk selama-lamanya.
“Kami tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Orang-orang terus mendorong dan berdesak-desakan,” kata Elmiati terkait kerusuhan tersebut, dikutip dari Washington Post.
Imbas dari tragedi itu, jumlah korban tewas yang merupakan anak-anak terus bertambah.
Awalnya pejabat mengatakan ada 17 anak-anak yang tewas karena kerusuhan tersebut.
Namun pada Rabu (5/10/2022). Kepala Otoritas Kesehatan Malang, Wiyanto Wijoyo mengatakan jumlanya bertambah hingga 40 anak yang menjadi korban tewas.
Elmiati mengungkapkan dirinya serta sang suami dan Vidy menyaksikan pertandingan dari sektor 13.
Ketika pertandingan usai, mereka masih dalam suasana yang baik meski Arema kalah.
Sumber : Washington Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.