JAKARTA, KOMPAS TV - Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja mengatakan, pihaknya memiliki strategi untuk mencegah maraknya isu mengenai suku, agama, ras, dan antar-golongan (SARA) di Pemilu dan Pilkada 2024.
Hal itu diperlukan agar peserta maupun masyarakat tidak menggunakan isu yang bisa menyebabkan konflik dan perpecahan tersebut.
Baca Juga: Bawaslu Beberkan 6 Penyebab ASN Kerap Tak Netral Saat Pemilu dan Pilkada
Salah satu hal yang akan dilakukan, yaitu melakukan gerakan bersama dengan tokoh agama lintas iman; Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, Konghucu dan aliran kepercayaan, untuk mendeklarasikan anti-politik SARA.
"Lalu Bawaslu akan membuat buku pengawasan partisipatif perspektif agama serta festival pengawasan lintas iman," kata Bagja seperti dikutip dari laman bawaslu.go.id, Rabu (5/10/2022).
Selain itu, dalam mengawasi tahapan Pemilu Serentak 2024 Bawaslu akan bersikap dan bertindak proaktif dalam menjalankan agenda kegiatan pengawasan Pemilu 2024.
Selanjutnya, Bawaslu akan selalu responsif terhadap laporan dugaan pelanggaran pesta demokrasi nanti.
"Itu salah satu strategi yang akan kami lakukan, agar Pemilu 2024 berjalan dengan lancar, bebas, jujur dan adil," kata Bagja
Ia menjelaskan, beberapa strategi Bawaslu lainnya dalam pengawasan Pemilu 2024 nanti.
Di antaranya, membuat kalender dan alat kerja pengawasan, memperkuat supervisi kepada jajaran pengawas pemilu, untuk memastikan integritas dan profesionalitas penyelenggara pemilu.
"Kami membangun komunikasi dan koordinasi secara intensif dengan lembaga penyelenggara pemilu serta pemangku kepentingan."
"Terutama pemerintah, kepolisian, pemantau pemilu, organisasi masyarakat, serta tokoh masyarakat," ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.