KOMPAS.TV - Tragedi sepak bola yang menewaskan 125 orang di Stadion Kanjuruhan, Malang meninggalkan duka yang teramat dalam.
Tak hanya bagi keluarga korban, tapi juga kita warga Indonesia.
Baca Juga: Pelatih Manchester City dan MU Beri Komentar Soal Tragedi Kanjuruhan
Sebuah tragedi yang menorehkan trauma bagi korban dan para pemain yang terlibat pertandingan karena menyaksikan menit-menit mencekam di depan mata.
Kritikan pun datang dari pelatih Arema FC Javier Roca. Kepada media spanyol Javier Roca yang saat itu berada di lokasi menjelaskan jika ada beberapa faktor yang menyebabkan tragedi kanjuruhan terjadi.
Pertama adalah kondisi stadion kanjuruhan yang tidak siap di saat terjadi kepanikan massa jumlah pintu keluar sangat terbatas.
Selain itu kondisi stadion yang sudah tua dan tidak memenuhi kapasitas dari banyaknya penonton. Serta adanya tindakan pengamanan yang berlebihan dari aparat.
Rivalitas persepakbolaan di Indonesia memang acap kali memakan korban. Kematian ratusan di Kanjuruhan menambah daftar kematian supporter bola.
Tragedi sepak bola stadion Kanjuruhan menjadi catatan sejarah kelam di pertandingan sepak bola dunia.
Bahkan tercatat sebagai tragedi mematikan ketiga di dunia. Ini jadi ironi di tengah pasukan garuda muda kita tengah melebarkan sayapnya.
Investigasi dan evaluasi dari segala lini sangat diperlukan sebagai bahan untuk berbenah bagi dunia persepakbolaan Indonesia. Karena sejatinya sepak bola adala hiburan bagi semua.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.