MALANG, KOMPAS.TV - Sumarsih, ibu dari Ibnu Muhammad Rafi, korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan, mengungkapkan bahwa jenazah anak ketiganya itu awalnya tak dikenali oleh kakak-kakaknya di ruang jenazah Rumah Sakit Islam (RSI) Gondanglegi, Malang.
"Anak (pertama) saya cari ke ruang jenazah, (kantong jenazah) dibuka satu per satu, kok nggak ada, karena di situ semua mukanya gosong, jadi nggak jelas wajah adiknya, dan agak bengkak," kata Sumarsih dalam program Kompas Petang KOMPAS TV, Senin (3/10/2022).
Sumarsih mengatakan anak pertama dan keduanya lantas mencoba membuka kantong jenazah lebih lebar, hingga tampak baju yang dipakai oleh jenazah.
"Dibuka satu per satu, ternyata di situ ada Rafi, dia teriak, dia telepon saya," kenangnya.
"'Bu Rafi gak ono (meninggal). Bu, Rafi meninggal dunia kena korban Arema,'" kata Sumarsih menirukan ucapan anaknya saat itu.
"Saya teriak, saya nangis, saya nggak bisa apa-apa waktu itu. Saya hanya bisa nangis dan teriak aja," ungkapnya.
Baca Juga: Cerita Korban Selamat dari Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan: Saya Lihat Teman-Teman Wajahnya Biru
Ia mengatakan, Ibnu Muhammad Rafi dan dua kakaknya menonton pertandingan Liga 1 Arema FC vs Persebaya pada Sabtu (1/10/2022) malam di tribun yang berbeda.
"(Anak) yang nomor satu di VVIP, yang nomor 2 di VIP, Rafi menonton di tribun ekonomi karena ingin bersama teman SMA-nya," tutur Sumarsih.
Berdasarkan keterangan teman-teman Rafi, Sumarsih mengungkapkan bahwa saat terjadi tembakan gas air mata dan kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Rafi terpisah dari teman-temannya yang berusaha menyelamatkan diri masing-masing.
"Katanya temannya Rafi yang kebetulan bersama Rafi waktu itu, waktu itu yang masuk ke lapangan dihalau untuk ke tribun, setelah dari tribun, pintu keluarnya ditutup dan di tribun disemprot gas air mata," terangnya.
"Jadi di situ teman-teman Rafi itu berhamburan semua, nggak ada yang bersama karena menyelamatkan diri sendiri-sendiri, katanya temannya seperti itu," lanjut dia.
Teman Rafi, kata Sumarsih, mengaku berpisah dengan anaknya di tangga tribun dan tidak mengetahui keberadaan Rafi lagi setelah itu.
Baca Juga: Saksi Kericuhan Stadion Kanjuruhan Sayangkan Penembakan Gas Air Mata ke Arah Tribun
Anak pertama Sumarsih juga menceritakan upayanya keluar dari Stadion Kanjuruhan pada saat terjadi kericuhan.
"(Anak) yang nomor empat itu kan ikut kakak yang nomor satu, jadi waktu itu digendong keluar. Keluar itu sulit sekali dan adiknya itu nangis teriak-teriak karena pedih, matanya pedih kena gas air mata," kata Sumarsih.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.