JAKARTA, KOMPAS.TV - Salah satu penyebab terjadinya kericuhan di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema vs Persebaya dikarenakan PSSI tidak pernah mendidik suporter hingga pemain soal sportivitas.
Hal itu diucapkan pengamat sepak bola, Anton Sanjoyo, yang mengatakan PSSI harus bertanggung jawab karena tidak pernah mendidik suporter untuk bersikap sportif sehingga tidak bisa menerima jika tim kesayangannya mengalami kekalahan.
"Ya, ini tragedi nasional ya, tragedi kemanusiaan dan ini harus disikapi sangat berbeda dengan waktu-waktu yang lalu kalau kita menyikapi kerusuhan di sepak bola," kata Anton dalam Breaking News Kompas TV, Minggu (2/10/2022).
"Kalau dari jumlah sisi korban, ini sudah sangat masif. Saat ini kita nomor dua di dunia, di bawah (tragedi) Peru."
"Ini kan soal sportivitas. Nah soal sportivitas inilah yang tidak pernah disentuh secara signifikan baik oleh pemerintah, oleh PSSI apalagi, oleh Panpel apalagi," ujarnya.
"Jadi kita selalu berhadapan dengan masalah ini, kalau timnya kalah, ngamuk. Kalau tim kesayangannya enggak tampil bagus, teriak-teriak, ngamuk-ngamuk, mukulin orang, bunuh orang. Nah ini kan selalu terjadi."
"Dari tahun 1994 sudah 78 orang mati karena kerusuhan sepak bola. Sekarang jumlahnya berlipat hanya karena satu malam, karena apa? Karena PSSI tidak pernah menempatkan dirinya sebagai federasi, yang bukan saja penyelenggara sepak bola tapi juga, mendidik suporter dan pemain supaya sportif."
"Kalau PSSI mengaku dirinya sebagai satu-satunya organisasi yang diakui FIFA sebagai penyelenggara sepak bola, ya (ini tanggung jawab) mereka," tegasnya.
Baca Juga: Buntut Tragedi Kanjuruhan, Jokowi Minta PSSI Hentikan Penyelenggaraan Liga Indonesia
Sebagai contoh, pria yang akrab disapa Bung Joy itu lalu menjelaskan bahwa PSSI tidak peduli dengan pembinaan usia dini.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.