MALANG, KOMPAS.TV - Pertandingan lanjutan Liga 1 2022/2023 yang antara Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) kemarin memakan ratusan korban jiwa.
Insiden ini dipicu dari penonton yang berbondong-bondong turun ke lapangan, hingga respons petugas pengamanan terkait kejadian tersebut.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengatakan selama pertandingan berlangsung tak ada masalah. Namun, permasalahan terjadi usai pertandingan berakhir.
Baca Juga: Mabes Polri Terjunkan Tim Khusus Identifikasi Korban Tragedi Kanjuruhan, 129 Orang Meninggal Dunia
"Penonton kecewa melihat tim Arema FC kalah. Apalagi ini sebelumnya Arema FC tidak pernah di kandang sendiri melawan Persebaya dalam beberapa tahun terakhir," jelas Kapolda dikutip dari Breaking News di Kompas TV, Minggu (2/10).
Nico melanjutkan para pendukung Arema turun ke lapangan untuk meminta penjelasan kepada tim karena kalah.
"Mereka bermaksud menanyakan ke pemain dan official kenapa sampai kalah (melawan Persebaya)," tutur Kapolda.
Kepolisian akhirnya memutuskan untuk menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang sudah memadati lapangan.
Akibatnya, para suporter berlarian menuju ke salah satu titik di Pintu 12, Stadion Kanjuruhan. Suporter yang panik membuat area itu mengalami penumpukan.
"Saat terjadi penumpukan itulah banyak yang mengalami sesak napas," lanjut Nico.
Salah satu penonton yang selamat, Rezqi Wahyu, warga Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang mengutarakan kronologi insiden tersebut melalui akun Twitter-nya @RezqiWahyu_05, Sabtu (2/10).
Baca Juga: Ricuh Kanjuruhan Malang jadi Tragedi Sepak bola dengan Jumlah Korban Terbanyak Setelah Peru 1958
Rezqi mengatakan umumnya pertandingan berjalan lancar hingga akhir pertandingan. Saat jeda istirahat babak pertama, terdapat sedikit kericuhan di Tribun 12-13. Namun, kericuhan tersebut bisa diamankan oleh petugas.
"Kick off dimulai dan pertandingan berjalan aman, tanpa kericuhan sedikit pun. Yang ada hanya suporter Arema saling melontarkan psywar ke arah pemain Persebaya," tulis Rezqi.
Ia berpendapat tragedi dimulai usai pertandingan berakhir. Para pemain, pelatih, hingga manajer Arema mendekati tribun bagian timur untuk memberikan gestur minta maaf kepada para suporter mereka.
Namun, satu orang suporter dari tribun selatan, nekat masuk ke lapangan dan mendekati tim.
"Di sisi lain, ada 1 orang suporter yang dari arah tribun selatan nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa. Terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka," lanjutnya.
Tindakan suporter tersebut rupanya diikuti oleh beberapa orang lain. Rezqi mengatakan mereka meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema.
"Kemudian ada lagi beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema, terlihat John Alfarizi mencoba memberi pengertian kepadan oknum-oknum tersebut," terang Rezqi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.