JEMBRANA, KOMPAS.TV - Ratusan nelayan mengantre untuk membeli BBM jenis solar, di stasiun pengisian bahan bakar nelayan, atau SPBN Pengambengan, di Jembrana Bali.
Walau telah menunggu lama, namun nelayan tidak bisa mengisi penuh tangki perahu mereka karena pembelian solar dibatasi.
Para nelayan ini sehari-hari melaut dengan menggunakan perahu motor, yang membutuhkan solar sebagai bahan bakar utama.
Dalam sehari, SPBN menyediakan 20 ton solar.
Menghindari kericuhan, petugas mengeluarkan nomor antrean dan membatasi satu nelayan hanya boleh membeli maksimal 30 liter solar.
Baca Juga: Kenaikan BBM Tidak Pengaruhi Berkurangnya Antrean Solar Di SPBU
Kenaikan harga solar dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter juga dirasa sangat memberatkan dan merugikan nelayan.
Pasalnya harga ikan yang sangat murah tidak sebanding dengan biaya pembelian solar dan biaya produksi lain yang dikeluarkan nelayan.
Terbatasnya stok solar, juga membuat nelayan di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, memilih tidak melaut.
Pasalnya, sekali melaut nelayan harus mempersiapkan solar sebagai bahan bakar perahu sebanyak 40 liter solar, dengan harga per liter solar mencapai Rp15 ribu.
Jika dipaksakan melaut, nelayan mengaku tidak mendapatkan keuntungan.
Nelayan berharap pemerintah bisa memberikan solusi atas kesulitan warga, karena melaut adalah satu-satunya mata pencaharian warga, dengan solar sebagai kebutuhan utama.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.