PAPUA, KOMPAS.TV - Rumah mewah Gubernur Papua Lukas Enembe yang berada di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Jayapura, menjadi sorotan seiring kasus yang menjeratnya di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Lukas diketahui ditetapkan sebagai tersangka gratifikasi oleh KPK.
Lembaga antirasuah itu sudah dua kali memanggil Lukas untuk diperiksa, namun kedua panggilan tersebut tidak dipenuhi.
Tim liputan Kompas TV berupaya mendekati rumah Lukas Enembe yang berjarak sekitar 20 Kilometer dari Kota Jayapura.
Baca Juga: Kata Istana Soal Lukas Enembe: Ironis, Pejabat yang Mestinya Hormati Hukum Justru Tak Memberi Contoh
Diperkirakan luas kediaman pribadi Lukas berada di atas lahan 1 hektare. Sementara luas lahan keseluruhan yang mengelilingi rumah mewah Lukas diperkirakan seluas 11 hektare.
Ada sejumlah pos penjagaan sebelum masuk ke rumah Lukas Enembe. Salah satunya pos yang berada 500 meter dari akses masuk rumah Lukas. Pos tersebut ditempatkan di pinggir jalan raya menuju rumah Lukas.
Akses menuju rumah Lukas sudah beraspal, sementara jalur lain masih tanah.
Tim tidak bisa masuk lebih dekat lantaran akes jalan menuju rumah Lukas Enembe dijaga oleh warga dan pendukung Ketua DPD Partai Demokrat tersebut.
Tampak juga mesin pengeruk atau ekskavator yang menutup jalan dengan alat pengeruk.
Baca Juga: Misteri Tambang Emas Lukas Enembe yang Dibantah Warga Tolikara
Kapolresta Jayapura Kombes Pol Victor Mackbon menjelaskan memang rumah pribadi Gubernur Papua cukup luas dan terdapat aktivitas warga di sekeliling yang membantu merawat dan menjaga rumah.
Pihaknya juga beberapa kali melakukan patroli agar masyarakat mendapat kenyamanan dan keamanan.
Hal ini lantaran adanya demo untuk memberi dukungan dan perlindungan kepada Gubernur Papua Lukas Enembe.
Usai ditetapkan tersangka oleh KPK, sejumlah warga pendukung Lukas melakukan demonstrasi mengecam kriminalisasi terhadap Lukas Enembe.
Baca Juga: Ini Daftar 25 Perjalanan ke Luar Negeri Lukas Enembe, MAKI: Sebagian Besar untuk Judi
Untuk mencegah eskalasi dan ancaman keamanan dan ketertiban masyarakat, dilakukan penambahan personel di Polresta Jayapura dari Brimob dan prajurit TNI dari Kodam XVII Cenderawasih.
"Jangan sampai ada situasi yang tidak terkendali, apabila ada eskalasi massa yang meningkat, kita sudah melakukan sistem pengamanan," ujar Victor kepada tim liputan Kompas TV, beberapa hari lalu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.