JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengatakan "Tim Bayangan" yang belakangan diketahui sebagai GovTech Edu telah menciptakan berbagai aplikasi.
GovTech Edu beranggotakan 400 orang itu dibayar dengan anggaran Kemendikbudristek.
Sejauh ini, GovTech Edu turut berkontribusi dalam pembuatan produk teknologi seperti Merdeka Mengajar, ARKAS and SIPLah, Kampus Merdeka, Rapor Pendidikan dan Belajar.id.
Aplikasi-aplikasi tersebut diklaim mampu digunakan oleh semua tenaga pendidik dan sekolah di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Tim Bayangan Nadiem Makarim, Diberi Tepuk Tangan PBB, Disemprot DPR RI
Namun, rupanya tak semua guru dan kepala sekolah bisa mengakses aplikasi-aplikasi tersebut, kendalanya rata-rata karena jaringan dan kurangnya perangkat.
Pengamat pendidikan Vox Populi Institut, Indra Charismiadji membenarkan hal tersebut.
"Saya keliling Indonesia faktanya memang masih sedikit yang pakai, bahkan ASN (aparatur sipil negara-red) Kemendikbud sendiri mengatakan kalau aplikasi yang lama malah lebih baik aplikasi yang dibuat tim bayangan ini," kata Indra Charismiadji kepada Kompas TV, Rabu (28/9/2022).
Indra menilai mantan CEO Gojek itu kurang memahami kondisi Indonesia.
"Inilah bukti kalau wawasan nusantaranya masih sempit. Mereka tidak paham kondisi negara Indonesia dari ujung Sabang sampai Merauke," ujarnya
Selain itu, Indra juga menilai membangun aplikasi bukanlah tugas Mendikbud Nadiem, melainkan Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo).
"Tugas dia membangun SDM Indonesia yang unggul dan berkarakter. Sepertinya sudah disorientasi. Apa yang dibuat tidak sesuai apa yang ditugaskan," ucapnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.