WARSAWA, KOMPAS.TV - Serangkaian kebocoran yang mencurigakan terjadi pada dua jalur pipa gas alam yang merentang dari Rusia ke Jerman. Pejabat negara-negara Eropa dan kalangan pengamat curiga bahwa kebocoran ini adalah hasil sabotase Rusia.
Kebocoran pada dua pipa tersebut, Nord Stream 1 dan Nord Stream 2, dideteksi sehari belakangan. Kedua pipa itu dipasang di bawah Laut Baltik.
Insiden kebocoran tersebut bertepatan dengan upacara peresmian Pipa Baltik, jalur pipa yang sedianya akan mengantar gas Norwegia melalui Laut Baltik ke Polandia. Infrastruktur pipa ini diniatkan untuk mengurangi ketergantungan gas negara-negara Eropa terhadap Rusia.
Rusia dan negara-negara Eropa sendiri tengah berselisih mengenai perkara energi usai perang Rusia-Ukraina meletus. Pasokan gas Moskow ke barat terhambat atau dikurangi. Barat pun menuduhnya sebagai upaya Rusia membalas sanksi.
Baca Juga: Melawan Mobilisasi Militer Putin, Petugas Perekrutan Militer Rusia di Siberia Ditembak
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki menyebut adanya tiga kebocoran di pipa gas Rusia sebagai hasil “tindakan sabotase.” Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen juga mengamini dugaan tersebut.
Frederiksen dan Morawiecki, bersama dengan Presiden Polandia Andrzej Duda sebelumnya membuka katup Pipa Baltik secara simbolik pada Selasa (27/9).
“Era dominasi Rusia di bidang gas akan berakhir. Sebuah era yang ditandai dengan pemerasan, ancaman, dan perisakan,” kata Morawiecki saat upacara peresmian dikutip Associated Press.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pejabat yang menghadirkan bukti dari penyebab kebocoran pipa Nord Stream. Namun, di Eropa Tengah, terdapat kekhawatiran bahwa Moskow sengaja menyabotase infrastrukturnya sendiri sebagai peringatan bahwa semua jalur gas rentan diserang.
“Kita dapat dengan jelas melihat bahwa ini adalah tindakan sabotase, sebuah tindakan yang mungkin berarti tahapan selanjutnya dari eskalasi situasi yang kita hadapi di Ukraina,” kata Morawiecki.
Sementara itu, peneliti dari Pusat Operasi Maritim Akademi Pertahanan Kerajaan Denmark, Anders Puck Nielsen menyebut waktu kebocoran itu “kentara” terkait dengan upacara peresmian Pipa Baltik.
Nielsen menduga kebocoran ini adalah upaya suatu pihak untuk “mengirim tanda bahwa sesuatu bisa terjadi kepada gas Norwegia.”
“Pucuk anak panahnya mengarah ke Rusia. Tidak ada pihak di Barat yang berkepentingan menimbulkan instabilitas macam apa pun di pasar energi,” katanya.
Di lain pihak, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengaku “sangat khawatir” dengan kabar kebocoran di pipa Nord Stream.
Ketika ditanya mengenai dugaan sabotase, Peskov menyebut “tidak ada versi (peristiwa) yang bisa dikesampingkan.”
“Ini adalah situasi tak terduga yang membutuhkan investigasi mendesak. Kami sangat khawatir dengan kabar ini,” kata Peskov.
Baca Juga: IMF Sebut Negara-negara Ini Akan Masuk Resesi yang Dalam, Penyebabnya Embargo Gas Rusia
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.