PAKISTAN, KOMPAS.TV - Layanan kereta api di Provinsi Sindh dan Baluchistan, Pakistan hingga hari ini ditangguhkan karena rel terendam banjir.
Banjir menghancurkan infrastruktur jalan, kereta api, dan komunikasi.
Warga yang biasanya menggunakan kereta api, beralih naik bus atau kendaraan kecil untuk mencapai tujuan mereka di dua provinsi ini.
Orang-orang yang mencoba naik kereta harus menunggu berjam-jam di stasiun, karena waktu kedatangan dan keberangkatan yang tidak pasti.
Tapi bagi porter atau petugas angkut yang pendapatannya sepenuhnya bergantung pada layanan kereta api, dampak banjir ini begitu terasa.
Porter yang biasanya menghasilkan hingga 6,3 dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 94.000 per hari, kini tidak ada penghasilan sama sekali.
Baca Juga: Pembangunan Jalan Pertanian oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Para porter dan keluarga mereka kini terpaksa antre untuk mendapatkan makanan yang disediakan oleh badan amal.
Sebagian dari para pekerja angkut ini membawa keluarga mereka ke Kota Karachi, salah satu kota besar di Pakistan ketika desa mereka di Distrik Shikarpur tersapu banjir.
Meski perjalanan kereta ditangguhkan, para porter masih datang ke stasiun kereta api.
Mereka berharap kereta akan mulai bergerak dan mereka akan mendapatkan pekerjaan.
Namun sudah lebih dari sebulan, mereka pulang dengan tangan kosong.
Lebih dari 1.500 orang dilaporkan tewas akibat banjir yang melanda pakistan.
Hampir 13.000 orang terluka dan jutaan orang kehilangan tempat tinggal.
Pakistan dilanda hujan muson yang sangat deras yang dimulai dari pertengahan Juni.
Para ahli menyalahkan pemanasan global sebagai penyebab awal dan hujan yang lebih deras dari biasanya.
Baca Juga: Kesal! Warga Lempar Kayu dan Bambu untuk Usir Petambang Pasir Ilegal di Sungai Brantas
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.