NEW YORK, KOMPAS.TV - Perdana Menteri (PM) Israel Yair Lapid secara mengejutkan mengakui Palestina dan menyetujui solusi dua negara setelah konflik beberapa dasawarsa.
Lapid mengungkapkan saat berpidato di Majelis Umum PBB, Kamis (22/9/2022) kemarin, untuk pembentukan negara Palestina bersama Israel.
Ia juga menggemakan dukungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk proposal yang sudah lama tak aktif.
“Perjanjian dengan Palestina, berdasarkan dua negara untuk dua bangsa adalah hal yang tepat untuk keamanan Israel, untuk ekonomi Israel dan untuk masa depan anak-anak kita,” kata Lapid dikutip dari ABC News.
Baca Juga: Mengenal 3 Kasino Tempat Langganan Lukas Enembe Berjudi di Singapura, Malaysia dan Filipina
Ia pun menegaskan kesepakatan apa pun akan bergantung pada negara Palestina yang damai, dan tak akan mengancam Israel.
Namun, pernyataan Lapid disambut sinis oleh anggota senior dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Wasel Abu Youssef.
Ia menegaskan pernyataan Lapid itu tak berakhir apa pun.
Youssef mengatakan siapa pun yang menginginkan solusi dua negara, haris mengimplementasikan hingga dasar.
Selain itu juga dengan menghormati perjanjian yang dicapai sebelumnya, menghentikan ekspansi pemukim ilegal dan mengakui Yerusalem Timur sebagai Iu Kota negara Palestina.
Pernyataan Lapid juga disambut kritikan keras dari mantan PM Israel, Benjamin Netanyahu.
Menurut Netanyahu pernyataan Lapid telah membahayakan masa depan Israel, dengan mengakui negara Palestina.
Baca Juga: Indonesia Disebut Bakal Normalisasi Hubungan dengan Israel, Kemlu: Langkah-Langkah Itu Tak Ada
“Lapid membawa Palestina kembali ke garis depan pentas dunia, dan menempatkan Israel tepat di lubang Palestina,” kata pemimpin oposisi tersebut.
Usaha untuk mencapai solusi dua negara telah tertunda cukup lama.
Palestina dan kelompok hak asasi mengatakan Israel telah memperkuat kendalinya atas wilayah Palestina yang diduduki melalui kekuasaan militernya atas jutaan orang Palestina.
Selain itu juga melanjutkan pembangunan pemukiman ilegal di wilayah pendudukan.
Sumber : ABC News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.