MOSKOW, KOMPAS.TV - Ramzan Kadyrov, pemimpin Republik Chechnya, salah satu konstituen federal Rusia, menolak perintah mobilisasi parsial yang diumumkan Presiden Rusia Vladimir Putin pekan ini. Keputusan Kadyrov ini beriringan dengan sikapnya yang semakin kritis terhadap Kremlin.
Kadyrov menolak mobilisasi di Chechnya usai diterpa protes warga yang menolak mobilisasi personel militer ke Ukraina.
Menurutnya, Chechnya telah memberikan terlalu banyak personel, sudah menerjunkan 20.000 serdadu sejak awal invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari silam.
“Republik Chechnya telah melebihi rancangan pengerahan wajib militernya hingga 254 persen, bahkan sebelum pengumuman mobilisasi parsial,” kata Kadyrov, Kamis (22/9/2022) malam, melalui kanal Telegram-nya dikutip The Moscow Times.
Baca Juga: Sekutu Putin Ramzan Kadyrov Malah Kecam Tentara Rusia, Kesal Tak Mampu Hadapi Serangan Balik Ukraina
Kadyrov dan sekutunya di Chechnya sejak awal rajin sesumbar mengenai kehadiran pasukan Chechnya di Ukraina. Serdadu Chechnya sendiri kerap mengunggah video diri mereka sendiri di Ukraina.
“Saya meminta masyarakat Chechnya, khususnya para ibu kami yang tercinta dan terhormat untuk tetap tenang,” kata Kadyrov.
Sebelumnya, Kadyrov telah menyatakan ketidakpuasannya atas kebijakan Moskow yang menukar 215 tawanan Ukraina dengan 55 tentara Rusia dan seorang sekutu Vladimir Putin yang ditahan Kiev atas tuduhan pengkhianatan tingkat tinggi.
Kadyrov pun mengkritik kebijakan perang Moskow yang menyebabkan jatuhnya garnisun Kharkiv selama serangan balik Ukraina pada September ini.
Meskipun menentang mobilisasi parsial di wilayahnya, Kadyrov tadinya mendesak subjek-subjek federal lain di Rusia untuk melakukan “swa-mobilisasi” dan mengumpulkan 85.000 tentara.
Baca Juga: Cara Rusia Mobilisasi Militer Bikin Marah, Warga Ditangkap Tengah Malam dan Dikirim Paksa
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.