KOMPAS.TV – Kalimantan Barat memiliki segudang potensi alam dan budaya yang masih belum terlalu terekspos. Berdasarkan hal tersebut, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) tergerak untuk melakukan corporate social responsibility (CSR) melalui sejumlah program unggulan.
Sejak 2013, Antam memiliki Unit Bisnis Pengelolaan (UBP) Bauksit Kalimantan Barat yang bergerak di industri penambangan bauksit dan berlokasi di Kecataman Tayan, Kalimantan. Bauksit adalah bahan baku hasil pertambangan yang biasa diolah menjadi alumina hingga aluminium.
Sebagai perusahaan yang menerapkan Good Mining Practice, Antam melakukan upaya untuk tetap bertanggung jawab sebelum, selama, dan sesudah proses penambangan. Hal ini disampaikan General Manager Antam UBP Bauksit Kalbar, Anas Safriatna.
Anas memaparkan, setelah mengubah rona bumi lewat penambangan, perusahaan wajib mengembalian bekas tambang menjadi ladang yang sehat. Salah satu cara yang ditempuh Antam adalah melalui reklamasi.
Dukungan Antam terhadap Potensi Alam dan Budaya Tayan
PT Antam Tbk (Antam) turut mendukung potensi daerah Tayan dengan menjadikan Danau Laet sebagai mitra binaan sejak 2018. Danau Laet yang memiliki luas sekitar 800 hektar ini terletak di Desa Subah, kecamatan Tayan Hilir, Pontianak, Kalimantan Barat.
Selain masih dikelilingi keindahan alam, terdapat dua belas pulau yang terletak di tengah danau. Salah satu pulaunya yaitu Kampung Otong dihuni sekitar 42 kepala keluarga. Pengunjung bisa menikmati keindahan Danau Laet menggunakan perahu yang disewakan.
Anselmus Efendi, Ketua Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Tayan mengatakan gagasan mengembangkan Danau Laet dimulai dari masyarakat setempat. Sebagai mitra binaan, Antam berperan dalam menunjang sejumlah fasilitas.
Antam membangun miniatur rumah adat Betang, membangun toilet yang layak, menyediakan life vest bagi penumpang perahu, serta mengembangkan penerangan alternatif berupa solar cell.
Di samping itu, Antam juga membantu peningkatan pendapatan Pokdarwis melalui pengembangan agrowisata jambu serta kajian untuk pengembangan ekowisata lainnya. Peningkatan kapasitas Pokdarwis dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pengunjung juga menjadi salah satu kegiatan Antam di Danau Laet.
Masyarakat sekitar Danau Laet berharap, ke depannya tempat wisata tersebut makin berkembang dan mampu berdaya saing dalam skala nasional. Masyarakat juga mengharapkan peran pemerintah, khususnya dalam pembangunan bendungan agar wisata tidak bergantung kondisi alam.
Tidak hanya potensi alam, Antam juga menunjukkan kepeduliannya terhadap pelestarian budaya. Pasalnya, tradisi kerajaan di Tayan masih berjalan sampai sekarang hingga Raja Tayan ke-14, Yang Mulia Panembahan Anom Gusti Yusri, S.H.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.