JAKARTA, KOMPAS.TV – Sejak 2013, Antam memiliki Unit Bisnis Pengelolaan (UBP) Bauksit yang bergerak di industri penambangan bauksit dan berlokasi di Kecamatan Tayan, Kalimantan Barat. Bauksit adalah bahan baku hasil pertambangan yang biasa diolah menjadi alumina hingga aluminium.
Tidak hanya alumina (AI203) yang merupakan sumber utama produksi bijih aluminium, bauksit juga mengandung campuran silika, berbagai oksida besi, dan titanium dioksida. Kota Kijang yang berada pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, menjadi lokasi bauksit yang pertama kali ditemukan tahun 1924.
Sejak 1935, bauksit yang berasal dari Bintan mulai ditambang dan diekspor. Pada 1968, pengelolaan tambang bauksit diserahkan kepada Antam. Karena itu, Antam merupakan perusahaan produsen bauksit tertua di Indonesia. Antam mengekspor bauksit ke produsen alumina, antara lain di Jepang dan China.
Baca Juga: Tahun Ini, Larangan Ekspor Bauksit dan Timah akan Diberlakukan
Namun, tahun 2009 tambang Kijang ditutup sehingga Antam mengembangkan dua proyek alumina untuk meningkatkan nilai cadangan bauksit yang dimiliki di Kalimantan. Total cadangan bauksit konsolidasian Antam pada tahun 2021 tercatat sebesar 107,29 juta wmt. Sementara itu, jumlah sumber daya bauksit konsolidasian Antam tercatat sebesar 587,45 juta wmt.
Kini, komoditas bauksit yang diproduksi Antam diperoleh dari tambang bauksit yang berlokasi di Tayan, Kalimantan Barat. Tambang tersebut dioperasikan oleh Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Bauksit Kalimantan Barat.
UBP Bauksit Kalimantan Barat telah dilengkapi Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu - ISO 9001, Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan - ISO 14001 dan Sertifikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja - ISO 45001, yang telah diaudit oleh SAI Global pada 1-3 September 2021.
Sebelum dilakukan penambangan bauksit, perlu dilakukan pembersihan lahan terlebih dahulu. Sebagai contoh, bila di lahan terdapat pepohonan, perlu dibersihkan. Penambangan bauksit menggunakan sistem open cast dengan membuat pit dangkal yang disertai proses direct backfill.
Proses penambangan bauksit secara singkat dilakukan di tambang terbuka dengan terlebih dahulu mengupas lapisan luar tanah atau bagian tanah pucuk. Pengupasan bagian tanah lebih dalam hingga overburden (OB) sekitar 3 meter sampai ditemukan bijih bauksit.
Setelah proses penambangan selesai, dilakukan proses pengembalian OB secara langsung ke lokasi semula menggunakan bulldozer. Proses inilah yang disebut direct backfill. Setelah dilakukan pengupasan sekitar 3 meter dan ditemukan bijih bauksit, hasil tambang dibawa ke washing plant untuk dicuci.
Tidak hanya penambangan, Antam juga memiliki tempat pengolahan bauksit melalui fasilitas smelter yang dikelola anak perusahaan, yaitu PT Indonesia Chemical Alumina (ICA). Production Planning & Inventory Control Manager Muammar menyampaikan, sejak ada agenda hilirisasi, bauksit diolah menjadi produk yang bernilai lebih.
Di fasilitas tersebut, bauksit dimurnikan untuk diolah lagi menjadi alumina. Alumina sering digunakan di berbagai industri, antara lain sebagai penjernih air, campuran keramik, dan bahan peralatan elektronik. Mayoritas hasil alumina ini diekspor ke luar negeri.
Muammar juga menjelaskan, terdapat empat tahap pengolahan bijih bauksit. Pertama, bijih bauksit dilarutkan menggunakan soda kaustik. Setelah itu, hasilnya dipisahkan dan dipilih yang terbaik. Lalu, dilakukan pengendapan dan tahap terakhir berupa kalsinasi.
Sebagai perusahaan yang menerapkan Good Mining Practice, Antam juga melakukan upaya untuk tetap bertanggung jawab sebelum, selama, dan sesudah proses penambangan. Hal ini disampaikan General Manager Antam UBP Bauksit Kalimantan Barat, Anas Safriatna.
Anas memaparkan, setelah mengubah rona bumi lewat penambangan, perusahaan wajib mengembalikan bekas tambang menjadi ladang yang sehat. Salah satu cara yang ditempuh Antam adalah melalui reklamasi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.