Kompas TV bisnis kebijakan

BI Rate Diprediksi Naik, Ekonom: Para Pencari Kredit ke Bank Tetap Banyak

Kompas.tv - 22 September 2022, 12:32 WIB
bi-rate-diprediksi-naik-ekonom-para-pencari-kredit-ke-bank-tetap-banyak
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. BI diprediksi akan menaikkan bunga acuan. (Sumber: Dok. Bank Indonesia)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Bank Indonesia akan mengumumkan hasil rapat Dewan Gubernur BI terkait suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). Pada Agustus lalu, BI menaikkan bunga acuan menjadi 3,75 persen.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto memproyeksi, BI hanya akan menaikkan bunga sebesar 25 basis poin. Sehingga level bunga acuan akan menjadi 4 persen.

"Harapan saya sih enggak naik ya, karena pola pemulihan ekonomi kita dengan Amerika Serikat itu berbeda," kata Eko saat dihubungi Kompas TV, Kamis (22/9/2022).

Sebagai informasi, Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) baru saja menaikkan suku bunganya 75 basis poin. Sehingga kini bunga acuan AS berkisar antara 3 persen sampai 3,25 persen.

Baca Juga: Kenaikan Suku Bunga AS Ternyata Penyebab PHK Karyawan Shopee, Ini Penjelasannya

"Nah masalahnya dengan kenaikan itu, bunga acuan The Fed semakin mendekati BI Rate. Saya prediksi BI akan menaikkan dalam taraf moderat, yakni 25 basis poin," ujar Eko.

Menurutnya, kenaikan itu dilakukan hanya untuk menjaga nilai tukar rupiah saja. Saat ini, rupiah kembali menembus Rp15.000 per dollar AS. Eko menyebut, jika bunga acuan tak dinaikkan akan membuat nilai tukar rupiah tak terkendali.

Ia menjelaskan, ekonomi Indonesia saat ini tengah mendapat momentum untuk tumbuh. Penyebab utamanya adalah peralihan pandemi Covid-19 menjadi endemi. Sehingga aktivitas ekonomi di seluruh wilayah dan sektor kian bergeliat.

Hal itu juga terlihat dari penyaluran kredit perbankan yang masih tumbuh di atas 10 persen.

Baca Juga: Aturan Main di Bisnis Penyewaan Jet Pribadi: Siapapun Tamunya, yang Penting Bisa Bayar Sesuai Harga

"Orang usaha itu, nyari modal, faktor utamanya bukan bunganya tinggi terus dia enggak jadi pinjam. Buat mereka enggak apa-apa bunga tinggi yang penting ekonomi jalan," ujarnya.

Jika ekonomi bergerak, pengusaha akan dapat pemasukan banyak untuk menjalankan bisnisnya, membayar cicilan ke bank, namun tetap mendapat keuntungan.

Ia menambahkan, tingkat inflasi di Indonesia juga tidak setinggi di Amerika Serikat yang lebih dari 8 persen.

"Selama para pencari kredit masih banyak, dampak kenaikan suku bunga acuan tidak akan terlalu terasa," katanya.




Sumber :




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x