JAKARTA, KOMPAS.TV – Hasan Bashori (31 th), seorang warga di Parakan, Temanggung, Jawa Tengah, cerita dirinya mengamalkan tradisi Rabu Wekasan atau disebut juga tradi Rebo Wekasan yang jatuh pada hari Ini, Rabu (21/9/2022). Bahkan sudah melakukan ritual seperti doa, zikir sejak malam harinya.
Ia cerita, tradisi Rebo Wekasan sudah dilakukannya sejak lama, sejak ia tinggal di Gresik, Jawa Timur, sejak kecil hingga sekarang berumah tangga dan tinggal di Parakan, Temanggung, Jawa Tengah.
Bagi Bashori, Rabu Wekasan ini sebagai pengingat akan tradisi dirinya sebagai seorang dengan tradisi Jawa, sekaligus sebagai santri yang lekat dengan Islam.
“Rebo wekasan ini ya saya lakukan, apalagi sebagai masyarakat santri dan jawa, itu tradisi. Bulan Safar akhir di hari Rabu, kita punya doktrin, tempat lahir bala (penyakit) ada semacam mafsadat (kerusakan) dan mungkin bahaya yang bisa jadi akan mendatangi kita,” katanya saat dihubungi KOMPAS.TV Rabu (21/9/2022).
Baca Juga: Amalan Rabu Wekasan, Dilengkapi dengan Asal-Usul dan Penjelasannya Menurut Ulama
Ia lantas menegaskan, fokus Rabu Wekasan ini bukanlah soal hari sial atau nahas.
Melainkan, kata dia, upaya untuk menolak penyakit atau musibah, dan ini menurutnya diperbolehkan. Jadi, melakukan ritual itu bukan soal hari sial yang jadi mitos, melainkan mencari keberkahan.
Ia lantas cerita, di kampungnya di Parakan, Jawa Tengah, ibu-ibu akan ke Langgar (mushola) atau masjid untuk khataman Al-Qur’an pada malam hari Rabu Wekasan.
Sedangkan para bapak baru akan doa bersama pada Kamis malam Jumat.
Selain itu, di tempatnya juga, ia mengaku masjid mengingatkan lewat pemancar suara akan adanya Rabu Wekasan. Pengumuman itu dilakukan sejak hari sebelumnya dan diingatkan lagi pas malam Rabu Wekasan.
"Kala ibu-ibu jamaah baca yasin dan tahlil, sala juga dan mengadakan ritual, bapak-bapak nggak begitu tidak terlihat pas malemnya, tapi nanti digelar di malam Jumat besok. Warga juga diingatkan lewat pengumuman masjid bahwa ada Rabu Wekasan," katanya.
Lantas, ia cerita, ia tetap keluar rumah di hari Rabu Wekasan yang jatuh pada hari ini. Karena menurutnya, tidak apa-apa keluar rumah dan doa-doa yang ia panjatkan bukan sekadar satu hari, tapi jangka panjang untuk keselamatan.
“Tetap keluar rumah, doa-doa ini untuk jangka panjang, bukan sekadar satu hari saja," ucap alumnus UIN Sunan Kalijaga tersebut.
Ia cerita, tradisi ini tidak hanya di tempatya, tapi juga di banyak tempat di wilayah Nusantara, mulai dari Jawa, Madura hingga Lampung.
Baca Juga: Penjelasan Rais Aam PBNU tentang Rebo Wekasan yang Dikenal Mitos Hari Paling Sial
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.