GILI TRAWANGAN, KOMPAS.TV – Sekitar seratusan warga Gili Trawangan berdialog dengan Wakil Bupati (Wabup) Lombok Utara Danny Karter Febrianto di kantor dermaga pelabuhan Gili Trawangan, Selasa (20/9/2022) siang.
Warga menuntut agar aliran air bersih dari PT Berkat Air Laut (BAL) yang diputus sejak Senin (19/9/2022) tengah malam, dialirkan kembali.
Pasalnya, pemutusan pasokan air tawar itu tak cuma menyengsarakan warga setempat, namun pula berimbas pada pembatalan kunjungan wisatawan.
Haris Andriawan, seorang pekerja pariwisata di Gili Trawangan, menyebut adanya pembatalan penyewaan kamar dari wisatawan.
“Saya baru terima kabar ini, baru saja ada cancellation (pembatalan, red) 20 kamar dari satu hotel, gara-gara tidak ada air. Ini baru dari satu hotel, Pak. Bisa dibayangkan berapa jumlah pembatalan lain dari hotel-hotel lain,” tutur Haris dalam pertemuan antara warga dan Wabup Lombok Utara.
“Padahal kan tadi Pak Wabup bilang, bagaimana caranya kita harus bisa jaga kondusivitas untuk tamu-tamu kita ini. Ini belum genap satu hari (pemutusan pasokan air tawar) Pak, sudah berdampak pada kunjungan wisata. Yang jadi permasalahan sekarang ini, bagaimana supaya air (tawar) ada lagi,” lanjutnya.
Baca Juga: Pasokan Air Tawar Gili Trawangan Diputus Malam Ini, Penghuni dan Tamu Kalang Kabut
Menanggapi keluhan warga, Wabup Danny Karter pun merespons dengan pernyataan bahwa pihaknya akan segera mengecek hotel mana yang belum mendapat pipa distribusi air PDAM.
“Kita akan segera mengecek, hotel mana yang belum mendapat pipa distribusi air PDAM,” ujar Danny.
Pernyataan Wabup Danny Karter ini kontan menuai reaksi dari warga lainnya.
“Apapun permasalahan pemerintah, biarkan PT BAL dibiarkan jalan dulu. Banyak sekali tamu kami yang masuk dan harus kami jelaskan bahwa kami tidak punya air tawar," tutur Marianna, warga Gili Trawangan lainnya.
"Kalau seperti ini kan, kami seperti dipaksakan untuk berlangganan PDAM karena harganya terlalu tinggi, Rp5,3 juta. Pikirkan juga kami rakyat kecil, tidak semua orang Gili orang mampu, Pak.”
“Kalau masyarakat, sebenarnya ndak perduli mau PT mana pun yang mau masuk. Yang jadi masalah, kita harus pasang instalasi ulang yang harganya sangat memberatkan, mulai Rp5,3 juta," keluh Kule Inaba, seorang warga Gili Trawangan yang juga pemilik sebuah akomodasi..
"Itu kan harga yang sangat luar biasa, menurut saya. Kalau pengusaha-pengusaha besar, mungkin langsung bisa bayar. Tapi pengusaha kecil macam saya, itu tidak terjangkau.”
Baca Juga: Pasokan Air Tawar Diputus Malam Ini, Warga dan Pengusaha Gili Trawangan Suarakan Penolakan
Diketahui, perusahaan penyuplai air bersih yang baru di Gili Trawangan, yakni PDAM yang bekerja sama dengan PT Tiara Cipta Nirwana (TCN), memasang tarif yang dianggap kelewat mahal oleh sebagian besar warga Gili Trawangan.
Pemasangan pipa distribusi air dipatok mulai dari harga Rp5,3 juta, bergantung pada ukuran pipa.
Adapun tarif air per meter kubik (m3) yang dipatok TCN/PDAM yakni mulai Rp34.000 untuk kategori sosial seperti masjid atau musala, Rp35.000 untuk kategori rumah tangga, dan Rp37.000 untuk kategori niaga atau bisnis.
Sementara, PT BAL yang bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah PT Gerbang NTB Emas (GNE), yang telah beroperasi sejak 2011, memberlakukan tarif yang berbeda.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.