DENVER, KOMPAS.TV - Seorang tersangka penembakan di negara bagian Colorado, Amerika Serikat (AS) dipaksa berobat agar memenuhi syarat untuk diadili sebagai terdakwa. Tersangka itu, Robert Dear, didakwa membunuh tiga orang di Klinik Colorado Planned Parenthood pada 2015 silam.
Hakim Pengadilan Distrik Colorado Robert Blackburn menetapkan bahwa pengobatan secara tak sukarela adalah satu-satunya pendekatan substansial yang realistis agar Dear layak diadili dan juga opsi terbaik untuk kesehatannya secara keseluruhan, baik mental ataupun fisik.
“Di bawah rencana perawatan yang diusulkan ini, dan lagi berdasarkan bukti yang jelas dan kuat, pengobatan secara tak sukarela Tuan Dear secara substansial kemungkinan tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya dan tidak dapat diatasi,” kata Hakim Blackburn dikutip Associated Press, Senin (19/9/2022).
Robert Dear menyerbu Klinik Colorado Planned Parenthood karena tempat itu menawarkan layanan aborsi.
Si pelaku menyebut dirinya sendiri “pahlawan para bayi” dan berniat meluncurkan “perang” melawan klinik itu karena memberikan layanan aborsi.
Saat penyerangan, jaksa menyebut Dear bersenjatakan empat senapan semi-otomatis, lima pistol, dua senapan, sebuah senapan berburu, tangki propana, dan 500 amunisi.
Baca Juga: Indonesia Usung Enam Isu di Sidang ke 77 Majelis Umum PBB
Dear menembaki klinik dari luar sebelum merangsek masuk melalui sebuah pintu. Aksinya kemudian menewaskan tiga orang.
Dua dari tiga korban tewas adalah warga yang membersamai temannya ke klinik tersebut, Ke’Arre Stewart, seorang veteran Angkatan Darat AS yang pernah berperang di Irak dan Jennifer Markovsky, seorang ibu dua anak.
Korban tewas ketiga adalah seorang polisi di kampus dekat lokasi kejadian yang menuju klinik usai mendengar insiden penembakan tersebut.
Menurut kuasa hukum Dear dan saksi ahli, tersangka mengidap delusi paranoia yang membuatnya meyakini bahwa Biro Investigasi Federal AS (FBI) menguntitnya karena ia mengkritik lembaga tersebut dalam sebuah acara radio pada 1993.
Selama tiga persidangan belakangan ini, jaksa berargumen bahwa pengobatan dapat membuat Dear kompeten untuk diadili, dalam artian mampu mengerti proses peradilan dan mempertahankan diri.
Meskipun demikian, kuasa hukum Dear menyebut rencana pengobatan pemerintah tidak memperhatikan faktor usianya, 64 tahun, serta kondisi kesehatannya, termasuk kolesterol dan darah tinggi yang dapat memburuk sebagai efek samping pengobatan kejiwaan.
Peradilan Dear sendiri sempat dibatalkan di pengadilan negara bagian karena isu kompetensi kejiwaan. Namun, per 2019, ia diseret ke pengadilan federal dan diancam hukuman seumur hidup.
Baca Juga: Penembakan di Atlanta, Dua Orang Tewas dan Satu Terluka, Pelaku Perempuan Kini Ditahan
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.