JAKARTA, KOMPAS.TV- Partai Demokrat tidak terima Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono disebut melakukan strategi playing victim.
Demikian Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani merespons pernyataan politisi PDI Perjuangan Aria Bima kepada KOMPAS TV, Selasa (20/9/2022).
“Itu tuduhan yang tak berdasar dan tak beralasan,” ucap Kamhar Lakumani.
Kamhar juga menilai, pernyataan Aria Bima yang menggambarkan pemilu 2004 tidak jujur dan adil sebagai penyesatan opini.
Tak hanya itu, Kamhar juga menyanggah bahwa ada upaya SBY untuk mengatur Pemilu 2004 hanya menjadi dua pasangan calon.
Terlebih nyata-nyata, pemilu presiden 2004 diikuti oleh tiga pasangan capres-cawapres.
“Politisi PDIP berulang kali menyampaikan tuduhan ini dan terbaca hanya sebagai penyesatan opini, Jelas dan nyata pada 2009 yang lalu diikuti 3 pasang calon,” ujar Kamhar.
Baca Juga: Aria Bima sebut SBY Gunakan Strategi Playing Victims: Indikasi Pemilu Tak Jujur, Dia Terbayang 2004
Kamhar mengaku aneh dengan sikap PDI Perjuangan yang terus mengungkit-ungkit Pemilu 2004, dimana Susilo Bambang Yudhoyono dengan Partai Demokrat berhasil mengalahkan Megawati Soekarno Putri dan PDI Perjuangan.
Menurut Kamhar, menutupi fakta kekalahan di Pilpres 2024 dengan fitnah adalah sikap yang tidak elegan.
“Mengungkit-ungkit Pemilu 2004 yang mana PDIP saat itu sebagai Partai Penguasa. Menjadi tak elegan jika menutupi kekalahan dengan fitnah,” kata Kamhar.
Dalam keterangannya, Kamhar pun mengungkapkan bahwa pernyataan yang disampaikan SBY soal indikasi Pemilu 2024 diatur bukanlah turun dari ruang hampa.
Menurutnya, ada indikasi atau tanda-tanda yang cukup kuat adanya upaya politik menjegal koalisi diluar yang dikehendaki penguasa.
Baca Juga: Aria Bima soal Kejujuran di Pemilu, Jokowi dan Megawati Berbeda dengan SBY: Tidak Pernah Mengatur
“Bahkan banyak jejak digital yang bisa diakses publik pernyataan Bung Hasto yang mengarah pada upaya pengkondisian hanya 2 Paslon saja pada kontestasi Pilpres 2024 mendatang,” ujarnya.
Bukan hanya soal itu, Kamhar menuturkan, SBY dalam pidatonya juga memberikan pesan kepada penguasa agar tidak menyalahgunakan kekuasaan denngan pengkondisian pemilu.
“Ini berbahaya dan mencederai demokrasi,” ujar Kamhar.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.