SAMARKAND, KOMPAS.TV - Presiden China Xi Jinping, Jumat (16/9/2022) di Uzbekistan meminta Rusia dan anggota kelompok regional lainnya untuk saling mendukung dan jaga diri mencegah kekuatan asing memicu "revolusi warna", atau pemberontakan populer yang mengguncang bekas negara komunis, di negara mereka.
Xi Jinping mengatakan, negara-negara anggota harus mendukung upaya yang dilakukan satu sama lain untuk menjaga keamanan dan kepentingan pembangunan mereka sendiri. Ini diungkapkan Xi saat berbicara di Uzbekistan pada pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Shanghai SCO, sebuah kelompok keamanan yang dipimpin oleh China dan Rusia.
Xi Jinping tidak menyebutkan Ukraina, yang diserang Rusia pada Februari lalu dalam 'operasi militer khusus' Presiden Vladimir Putin.
Xi Jinping juga mengatakan China akan melatih 2.000 personel penegak hukum dari negara-negara anggota selama lima tahun ke depan dan mendirikan basis pelatihan yang berfokus pada pekerjaan anti-terorisme.
Xi Jinping mengundang negara-negara anggota untuk menandatangani Inisiatif Keamanan Global China, sebuah konsep yang ia usulkan pada bulan April yang mencakup gagasan bahwa tidak ada negara yang patut memperkuat keamanannya sendiri dengan mengorbankan keamanan dan rasa aman negara lain.
China akan menyediakan biji-bijian senilai 1,5 miliar yuan dan bantuan darurat lainnya ke negara-negara berkembang, kata Xi, seraya menambahkan bahwa ekonomi China tangguh dan "penuh potensi".
Baca Juga: Presiden China Tegaskan Dukungan untuk Kepentingan Mendasar Rusia, Amerika Mewanti-wanti
Ekonomi China nyaris lolos dari kontraksi pada kuartal April-Juni, tertatih-tatih oleh penguncian kota-kota akibat Covid-19, penurunan yang semakin dalam di pasar properti, dan belanja konsumen yang terus-menerus melemah.
Sebelumnya, Presiden China Xi Jinping menegaskan dukungan penuh China untuk Rusia dan "kepentingan intinya", meskipun tampak Presiden Rusia mengakui ada kekhawatiran China tentang perang di Ukraina.
Seperti laporan Straits Times, Jumat (16/9), Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui keraguan ini ketika bertemu langsung dengan Xi Jinping untuk pertama kalinya sejak Februari, ketika kedua pemimpin itu menyatakan kemitraan "tanpa batas" yang mengkhawatirkan ancaman Amerika Serikat dan sekutunya.
Moskow memahami bahwa Beijing punya "pertanyaan dan kekhawatiran" tentang perang di Ukraina, kata Putin dalam sambutan pembukaan di seberang meja dari Xi dalam pertemuan yang diadakan di sela-sela KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai SCO di Uzbekistan.
"Kami sangat menghargai posisi yang seimbang dari sahabat China kami sehubungan dengan krisis Ukraina," katanya, sambil meyakinkan Xi Jinping bahwa dia akan menjelaskan posisinya pada pertemuan mereka.
Beijing mendapat kecaman karena menolak mengutuk serangan Rusia ke Ukraina, yang malah menyalahkan AS dan NATO karena membuat Putin tersudut dengan jejak aliansi militer NATO yang semakin berkembang.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.