JAKARTA, KOMPAS.TV – Wabah cacar monyet atau monkeypox telah menyebar dan teridentifikasi setidaknya di 88 negara di dunia. Di Indonesia, kasus cacar monyet yang terkonfirmasi positif sejauh ini hanya satu orang.
Terkait hal ini, Jubir Kemenkes dr. Mohammad Syahril menegaskan kasus cacar monyet di Indonesia sejauh ini hanya satu pasien.
Pasien tersebut dinyatakan positif pada tanggal 19 Agustus dan kemudian dilakukan isolasi mandiri di rumahnya karena gejala yang ditunjukkan ringan.
“Alhamdulilah tanggal 4 September dinyatakan selesai isolasi dan sekarang sudah bisa melalukan aktivitas seperti sebelumnya atau artinya sudah dinyatakn sehat,” terangnya dalam konferensi pers yang disiarkan lewat kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI, Jumat (16/9/2022).
Adapun, tiga orang yang kontak erat, dari hasil testing juga sudah dinyatakan negatif dari cacar monyet.
Lebih lanjut, menurut catatan, Kemenkes telah juga telah memeriksai 66 sampel pasien di laboratorium.
Satu yang dinyatakan positif dan sudah sembuh, lalu 63 orang negatif dan yang sedang diperiksa masih dua orang.
Baca Juga: Menkes: Indonesia Pesan 2.000 Dosis Vaksin Cacar Monyet dari Denmark
Dari 63 orang tersebut diagnosis klinis akhirnya bermacam-macam, namun bukan monkey pox.
“Paling banyak yakni 18 orang terkena cacar air atau Varicella, selebihnya ada Impetigo, ada herpes ada dermatitis dan sebagainya. Jadi tidak semua yang ada cadarnya, ruam-ruam itu adalah cacar monyet,” ujar Syahril.
Terkait laboratorium pemeriksaan cacar monyet, Kemenkes mengatakan sebelumnya hanya ada dua, sekarang sudah ada 15 laboratium yang tersebar di beberapa daerah.
“Bukan hanya di Pulau Jawa tapi ada di Sumatera ada yang di Makassar, Ambon yang bisa melakukan pemeriksaan PCR cacar monyet,” sebutnya.
Sementara, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Infeksi RSCM, dr Robert Sinto menuturkan, terkait indikasi pasien, tidak semua membutuhkan antivirus atau vaksin.
“Yang membutuhkan antivirus adalah mereka kelompok yang berisiko tinggi untuk menjadi berat ketika terkena cacar monyet. Contoh, pasien immunocompromised atau lokasi-lokasi lesinya sangat signifikan untuk dapat mengakibatkan kecacatan seperti pada area mata, area anal yang dapat mengakibatkan nyeri pada anus dan sebagainya,” imbuhnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.