JAKARTA, KOMPAS.TV - Bambang Rukminto, Pengamat Kepolisian, meminta Mabes Polri melakukan pemeriksaan secara cermat usai amunisi senjata jenis Luger ditemukan di TKP pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Polri, Duren Tiga, Jakarta.
“Ini senjata lama, nyaris tidak digunakan kawan-kawan kepolisian. Artinya, ini bisa jadi senjata-senjata koleksi,” ujar Bambang dalam dialog Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV, Selasa (14/9/2022).
Lantas, apa itu pistol Luger?
Merujuk pada penjelasan di laman Military History Fandom, pistol Luger atau parabellum pistol merupakan salah satu senjata semi otomatis lawas.
Banyak pihak menyebut, pistol Luger merupakan evolusi dari senjata Hugo Borchardt C-93, salah satu pistol semi otomatis pertama yang diproduksi pada 1893.
Desain pistol Luger dipatenkan oleh Georg J. Luger lima tahun setelahnya, tepat pada 1898.
Setelah mendapat paten, dua tahun kemudian Luger diproduksi secara massal oleh produsen senjata Jerman, Deutsche Waffen und Munitionsfabriken (DWM), disusul pabrikan lain seperti W+F Bern, Krieghoff, Simson dan Mauser serta Vickers.
Baca Juga: Kamaruddin Duga Ferdy Sambo Pemilik Pistol Luger: Ayahnya Kan Pensiunan Mayjen
Pada awalnya, amunisi pistol Luger dirancang dengan Luger cartridge kaliber 7,65 mm. Namun, versi berikutnya diperbarui untuk amunisi kaliber 9 mm, dengan kapasitas tampungan 8 peluru sekaligus
Masih dari keterangan di laman yang sama, pistol Luger disebut memiliki berat 871 gram serta panjang 222 mm.
Pistol semi otomatis ini memiliki desain yang nyaman ketika dipegang, dengan recoil rendah saat menembak, sehingga level presisi-nya tinggi.
Baca Juga: Teka-teki Luger di Kasus Tewas Brigadir J: Hanya Dimiliki Orang Beraset yang Koleksi Senjata
Sejak produksi tahun pertama, Luger langsung diadopsi menjadi pistol resmi Swiss Army dan berlanjut 70 tahun berikutnya.
Saat itu, Swiss diketahui memakai Luger dengan amunisi kaliber 7,65 mm, dikenal juga sebagai OP00.
Angkatan Laut Jerman menggunakan senjata ini pada 1904, disusul Angkatan Darat Jerman yang mengadopsi empat tahun setelah itu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.