JAKARTA, KOMPAS TV - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) kembali respons terkait keberadaan hacker atas nama Bjorka.
Bagi kepala BSSN Hinsa Siburian, bentuk serangan pencurian data masuk serangan intensitas rendah.
“Tingkatan ancaman di ruang siber itu ada tingkat rendah, sedang, dan tinggi,” ucap Hinsa, Selasa (20/9).
Baca Juga: Pengamat soal Kebocoran Data: Harusnya Masyarakat Marah Pada Bjorka
“Serangan yang bersifat pencurian data itu intensitas rendah sebenarnya.” lanjutnya.
Bagi Hinsa, ancaman dengan intensitas atau tingkat tinggi bisa melumpuhkan sistem elektronik sebuah negara.
BSSN sendiri tergabung dalam tim khusus yang dibuat pemerintah untuk menghadapi masalah kebocoran data di Indonesia, termasuk keberadaan Bjorka.
“Tugasnya (tim khusus) nanti bagaimana pencegahannya, bagaimana kalau terjadi suatu krisis di Indonesia.” ucap Hinsa.
Di kesempatan yang sama Hinsa menyebut tak ada negara di dunia ini yang 100 persen aman dari serangan siber.
Ia menyontohkan Amerika Serikat dan China, sebagai negara besar yang juga pernah mendapatkan serangan siber.
“Tak ada satu negara pun di dunia di bidang siber, yang mendeklarasikan kami aman 100 persen. Amerika pernah diserang, China pernah diserang.” ucap Hinsa.
Belakangan perhatian publik tertuju pada hacker yang menamai diri Bjorka, yang telah beberapa kali pamer berhasil membocorkan data pejabat RI.
Video Editor: Firmansyah
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.