KOMPAS.TV-Sindrom Stockholm adalah kondisi ketika korban sandera mengembangkan aliansi psikologis dengan penculiknya.
Orang dengan Sindrom Stockholm punya perasaan positif terhadap si penculik.
Hal ini tidak membuat korban ingin berlari saat ada kesempatan, namun justru mencoba mencegah penculiknya mendapat hukuman berat.
Asal-usul sindrom Stockholm
Berasal dari Kota Stockholm di Swedia sindrom Stockholm diciptakan untuk menggambarkan kondisi yang terjadi pada korban perampokan bank pada 1973 di Stockholm, Swedia.
Waktu itu dua pria bernama Jan-Erik Olsson dan Clark Olofsson menyandera empat orang selama enam hari dalam perampokan.
Setelah sandera dibebaskan malah menolak bersaksi melawan para penculik mereka dan bahkan mengumpulkan uang sebagai bentuk pembelaan.
Empat korban tersebut mengatakan bahwa Olsson dan Olofsson memerlakukan mereka dengan baik.
Penyebab sindrom Stockholm
Melansir medicalnewstoday, para ahli menduga bahwa sindrom Stockholm dapat berkembang saat:
Gejalanya Mirip PTSD
Orang dengan sindrom Stockolm sering melaporkan gejala yang mirip dengan gangguan stres pasca trauma atau PTSD, yakni:
Baca Juga: Ini Makna dari Google Doodle Hari Ini yang Tampilkan Gambar Mangkuk Ayam Jago
Editor Video dan Grafis: Dimas WPS
Sumber : Diolah dari berbagai sumber
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.