LONDON, KOMPAS.TV - Raja Charles III secara resmi diumumkan sebagai raja Inggris pada hari Sabtu (10/9/2022) di Istana St. James, London, dalam upacara penuh kemegahan yang sarat dengan ritual tradisi kuno dan simbolisme politik, dan, untuk pertama kalinya, disiarkan secara langsung.
Upacara berakhir dengan seorang pejabat kerajaan secara terbuka menyatakan Raja Charles III sebagai raja dari balkon di istana. Ini ritual peninggalan budaya sejak berabad-abad yang lalu, dan menjadi konfirmasi resmi pertama yang dimiliki publik tentang pemimpin baru mereka.
Baca Juga: Cerita Raja Charles di Mata Pelayannya: Tidak Minum Alkohol, Benci Rokok, Suka Minum Jamu
David White, Garter King of Arms, semacam kuncen kerajaan, dengan lantang membacakan proklamasi tersebut diapit oleh peniup terompet dengan jubah emas sebelum memimpin sorakan “hip, hip, hooray!” untuk raja baru.
Charles otomatis menjadi raja ketika ibunya, Ratu Elizabeth II, meninggal pada hari Kamis (8/9).
Upacara naik takhta adalah langkah konstitusional dan seremonial utama dalam memperkenalkan raja baru ke negara itu.
Upacara di Istana St. James, kediaman kerajaan di London, dihadiri oleh Dewan Aksesi atau takhta, politisi senior, dan pejabat yang memberi nasihat kepada raja.
Baca Juga: 5 Poin Pernyataan Awal Raja Charles selepas Ratu Elizabeth II Wafat, Termasuk Mencintai Camilla
Perdana Menteri Inggris Liz Truss dan anggota senior pemerintahannya pada hari Sabtu langsung mengucapkan sumpah setia kepada Raja Charles III di House of Commons atau parlemen majelis rendah.
Juru bicara parlemen majelis rendah Lindsay Hoyle berjanji setia kepada Raja Charles III, "Saya bersumpah demi Tuhan Yang Mahakuasa, bahwa saya akan setia dan memberikan kesetiaan sejati kepada Yang Mulia Raja Charles, ahli waris dan penerusnya, menurut hukum, jadi tolong saya, Tuhan", diikuti oleh anggota parlemen terlama dan perdana menteri.
Baca Juga: Profil Raja Inggris Charles III, Galak Isu Lingkungan dan Warisan Budaya, Kerap Dituding Ikut Campur
Semua anggota parlemen berjanji setia kepada raja setelah mereka terpilih.
Membuat sumpah baru ketika raja berganti bukanlah persyaratan hukum, tetapi semua 650 anggota parlemen akan memiliki kesempatan untuk mengambil kembali sumpah dalam beberapa hari mendatang jika mereka mau.
Baca Juga: Dinobatkan Jadi Raja, Pangeran Charles Disebut Sosok Visioner, Terutama soal Lingkungan Hidup
Kegiatan parlemen ditangguhkan selama masa berkabung untuk Ratu Elizabeth II.
House of Commons mengadakan sesi pada Sabtu (10/9) yang langka sehingga anggota parlemen dapat memberikan penghormatan kepada mendiang ratu Elizabeth II.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.