KOMPAS.TV - Selama 11 tahun KompasTV secara konsisten menyiarkan beragam kisah tentang sosok-sosok inspiratif dari seluruh Indonesia.
Seperti kisah seorang remaja di Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) berikut ini yang menggerakkan teman-teman sebayanya untuk terlibat dalam posyandu remaja dan mencegah pernikahan dini.
Ningsi Selan, seorang remaja berusia 19 tahun di Desa Enonapi, Kecamatan Kie, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur merasakan betul dampak pernikahan dini.
Ningsi lahir ketika ibunya masih berusia 16 tahun dan duduk di kelas 3 SMA. Sang ibu akhirnya putus sekolah demi membesarkan Ningsi seorang diri.
Melihat beratnya perjuangan isang ibu Ningsi tidak ingin ia dan teman-teman sebayanya jatuh pada persoalan yang sama yaitu menikah dini dan hamil di bawah umur.
Ia juga melihat anak-anak yang tidak tumbuh baik karena ibu tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang gizi.
Prihatin dengan persoalan ini, bersama sejuumlah remaja lain di desanya Ningsi menggerakkan posyandu remaja.
Remaja usia 12 hingga 18 tahun yang terlibat di posyandu ini diberi pengetahuan tentang gizi dan risiko pernikahan di bawah umur.
Posyandu remaja juga dimanfaatkan Ningsi dan teman-temannya untuk membicarakan persoalan sehari-hari yang mereka hadapi. Mulai dari tentang sekolah, pertemanan, dan dampak sosial media.
Ibu remaja juga sudah dipersilakan bergabung di posyandu ini. Mereka diberi pengetahuan tentang menyiapkan makanan bergizi menggunakan bahan-bahan lokal seperti singkong, pisang, dan kacang hijau.
Dengan bahan-bahan sederhana menyelamatkan anak dari stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.