BERLIN, KOMPAS.TV - Kanselir Jerman Olaf Scholz hari Rabu (7/9/2022) menuduh Rusia berusaha memeras Jerman dan mitra-mitra Eropanya dengan menutup pengiriman gas, dan menganggap kebocoran pipa utama sebagai "kepura-puraan" seperti laporan Straits Times, Rabu (7/9/2022).
"Rusia bisa memberikan jika mau," kata Scholz Rabu, (7/9/2022) sesuai dengan sambutan yang disiapkan untuk pidato di parlemen di Berlin.
Gazprom hanya perlu meminta turbin untuk link Nord Stream 1 yang ada di Jerman barat, dan siap digunakan setelah perbaikan, tambahnya.
"Rusia tidak ingin melakukannya," kata Scholz, menurut teks pidatonya.
"Karena ingin memeras kami dan tetangga Eropa kami dengan pengiriman yang hilang dan harga gas yang tinggi dan membuat kami terpisah," gerutu Scholz.
Baca Juga: Uni Eropa Ingin Batasi Harga Gas Rusia, Minta Dana Solidaritas Perusahaan Energi
Dalam pidato sebenarnya, Scholz tidak menyampaikan pernyataan tentang pengiriman gas, melainkan menghabiskan sebagian besar pidatonya menanggapi kritik dari Friedrich Merz, pemimpin oposisi utama konservatif, yang berbicara segera di depan kanselir.
Berbicara di Forum Ekonomi Timur di kota pelabuhan Pasifik Rusia Vladivostok, Presiden Vladimir Putin pada hari Rabu membantah bahwa Moskow menggunakan energi sebagai "senjata".
"Mereka mengatakan bahwa Rusia menggunakan energi sebagai senjata. Lebih banyak omong kosong! Senjata apa yang kami gunakan? Kami memasok sebanyak yang dibutuhkan sesuai permintaan" dari importir," kata Putin kepada Forum Ekonomi Timur di kota pelabuhan Pasifik Vladivostok.
Raksasa gas Rusia Gazprom mengatakan Jumat bahwa pipa Nord Stream yang akan dibuka kembali pada akhir pekan setelah tiga hari pemeliharaan akan tetap ditutup untuk perbaikan.
Kremlin mengatakan sanksi telah memblokir kembalinya turbin Siemens yang menjalani perbaikan di Kanada.
"Beri kami turbin, kami akan menyalakan Nord Stream besok," kata Putin.
"Kami siap melakukan ini besok, hanya perlu menekan tombol. Tapi bukan kami yang memberikan sanksi," tambah Putin.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.