VLADIVOSTOK, KOMPAS.TV - Presiden Vladimir Putin hari Rabu (7/9/2022) di Vladivostok mengatakan Barat telah gagal dengan upaya yang sia-sia dan agresif untuk mengisolasi Rusia dengan sanksi yang menghancurkan ekonomi global, sementara Asia sedang bangkit untuk mengklaim masa depan, seperti laporan Straits Times, Rabu, (7/9/2022).
Amerika Serikat dan sekutunya memberlakukan sanksi paling berat dalam sejarah modern terhadap Rusia atas apa yang disebut Putin sebagai operasi militer khusus di Ukraina, tanggapan yang menurut Kremlin mirip dengan deklarasi perang.
Putin, berbicara kepada Forum Ekonomi Timur di kota Vladivostok Rusia Timur Jauh, mengatakan sanksi telah menggantikan pandemi Covid-19 sebagai ancaman utama bagi ekonomi global.
"Saya berbicara tentang demam sanksi Barat, dengan upaya agresif dan berani untuk memaksakan model perilaku ke negara lain, untuk merampas kedaulatan mereka dan menundukkan mereka pada kehendak mereka," kata Putin.
"Dalam upaya untuk melawan jalannya sejarah, negara-negara Barat merusak pilar utama sistem ekonomi dunia yang dibangun selama berabad-abad," katanya, seraya menambahkan kepercayaan terhadap dolar, euro, dan sterling kini jatuh.
Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya operasi khusus untuk menurunkan kemampuan militer tetangga selatannya dan membasmi orang-orang yang disebutnya nasionalis berbahaya.
Pasukan Ukraina melakukan perlawanan keras. Tidak ada pihak yang mengungkapkan berapa banyak tentara yang tewas.
Baca Juga: Joe Biden Tolak Labeli Rusia sebagai Negara Sponsor Terorisme, Kremlin: Bagus!
Upaya Barat untuk secara ekonomi mengisolasi Rusia, salah satu produsen sumber daya alam terbesar di dunia, mendorong ekonomi global ke wilayah tak bertuan yang belum dipetakan sebelumnya, diwarnai melonjaknya harga makanan dan energi. Itu juga dikatakan merugikan Rusia.
Putin mengatakan Barat berusaha memaksakan kehendaknya pada dunia tetapi kekuatan mereka menurun karena wadah pertumbuhan global sekarang ada di Asia.
"Perubahan tektonik yang tidak dapat diubah dan bahkan telah terjadi di seluruh hubungan internasional," kata Putin.
"Peran negara dan kawasan dunia yang dinamis dan menjanjikan, terutama kawasan Asia-Pasifik, telah meningkat secara signifikan."
Di antara para tamu di forum tersebut adalah legislator top China Li Zhanshu, yang saat ini menduduki peringkat No. 3 di Partai Komunis China.
Putin mengatakan China akan membayar Gazprom untuk gasnya dalam mata uang nasional, berdasarkan pembagian 50-50 antara rubel Rusia dan yuan China.
Putin juga mengatakan ekonomi Rusia menghadapi apa yang disebutnya agresi finansial dan teknologi Barat, tetapi mengakui beberapa kesulitan di beberapa industri dan kawasan.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.