LONDON, KOMPAS.TV — Saat masih anak-anak, Liz Truss ikut berbaris dalam demonstrasi menentang Perdana Menteri Konservatif Margaret Thatcher.
Setelah dewasa, dia mengagumi perdana menteri perempuan pertama Inggris itu, dan sekarang dia akan memasuki Downing St. No. 10 membawa semangat Thatcher untuk mengubah Inggris.
Seperti laporan Associated Press, Selasa, (6/9/2022), Truss terpilih sebagai pemenang pada hari Senin dalam kontes untuk menggantikan Boris Johnson yang dilanda skandal sebagai pemimpin Partai Konservatif dan perdana menteri negara itu.
Partai itu mengatakan Truss memenangkan suara sekitar 57 persen dari anggota Konservatif, dibandingkan dengan sekitar 43 persen yang diraih mantan menteri keuangan Rishi Sunak.
Truss, 47 tahun, akan menjadi perdana menteri wanita ketiga Inggris, setelah Margaret Thatcher, yang memerintah dari 1979 hingga 1990, dan Theresa May, yang menjabat dari 2016 hingga 2019.
Anggota Partai Konservatif memegang sumpah Truss untuk memangkas pajak dan birokrasi serta mempertahankan dukungan setia Inggris untuk Ukraina.
Beberapa orang melihat gema dari Iron Lady, sebagaimana Thatcher dikenal, dalam visi Truss tentang "jaringan kebebasan" yang mengikat demokrasi di seluruh dunia.
Baca Juga: Liz Truss Segera Jadi Perdana Menteri Baru Inggris Raya, Dilantik Ratu Elizabeth II Besok
Bagi para kritikus, Truss adalah ideolog yang tidak fleksibel yang kebijakan sayap kanannya tidak akan membantu Inggris mengatasi gejolak ekonomi yang dipicu oleh pandemi, Brexit, dan serangan Rusia ke Ukraina.
Mark Littlewood, seorang komentator libertarian yang mengenal Truss sejak masa kuliah, mengatakan pemimpin baru Inggris itu lebih konservatif daripada seorang "radikal", yang seperti Thatcher, ingin "menghentikan intervensi negara" dalam kehidupan masyarakat.
"Saya mengharapkan banyak kembang api dan banyak kontroversi dan banyak aksi," kata Littlewood.
Lahir di Oxford tahun 1975, Mary Elizabeth Truss adalah putri seorang profesor matematika dan seorang perawat, yang membawanya pada protes anti-nuklir dan anti-Thatcher sebagai seorang anak, di mana dia ingat pernah berteriak: "Maggie, Maggie, Maggie, keluar, keluar keluar!"
Dalam pidato tahun 2018, dia mengatakan mulai mengembangkan pandangan politiknya sendiri sejak dini, "berdebat melawan orang tua sosialis saya di rumah sayap kiri kami."
Keluarga itu tinggal di Paisley, Skotlandia, sebelum pindah ke Leeds di Inggris utara, di mana Truss bersekolah di sekolah menengah umum, sesuatu yang membedakannya dari banyak rekan Konservatif yang berpendidikan swasta.
Selama kampanye kepemimpinan, Truss menekankan latar belakangnya yang relatif sederhana.
Baca Juga: Partai Konservatif Inggris akan Pilih Pemimpin dan PM Baru, Lizz Truss Dicitrakan akan Menang
Tetapi dia membuat marah beberapa mantan teman sekelas dan guru ketika dia mengatakan bahwa siswa di sekolahnya "dikecewakan oleh harapan yang rendah, standar pendidikan yang buruk, dan kurangnya kesempatan."
Alumni sekolah tersebut antara lain akademisi, hakim dan beberapa anggota parlemen lainnya.
Truss melanjutkan ke Universitas Oxford, di mana dia belajar filsafat, politik, dan ekonomi — jurusab pilihan bagi banyak calon politisi — dan menjadi presiden cabang universitas Partai Demokrat Liberal.
Lib Dems yang berhaluan ekonomi sentris mendukung reformasi konstitusi dan kebebasan sipil, dan Truss adalah anggota yang antusias, memasang poster "Bebaskan Ganja" yang menyerukan dekriminalisasi ganja dan berdebat dalam pidato untuk penghapusan monarki.
Littlewood, yang merupakan sesama anggota Oxford Lib Dems dan sekarang mengepalai Institute for Economic Affairs, sebuah wadah pemikir pasar bebas, mengingat Truss sebagai "keras kepala, teguh pendirian, dan blak-blakan."
"Anda tidak pernah ragu di mana dia berdiri dalam suatu masalah atau seseorang," katanya.
Setelah Oxford, Truss bergabung dengan Partai Konservatif "ketika itu jelas tidak modis," katanya kemudian.
Baca Juga: Partai Konservatif Inggris Pilih PM Baru Usai Boris Johnson Mundur, Mengapa Bukan Rakyat yang Pilih?
Dia bekerja sebagai ekonom untuk perusahaan energi Shell dan perusahaan telekomunikasi Cable and Wireless, dan kemudian untuk think tank kanan-tengah sambil terlibat dalam politik Konservatif dan menganut pandangan Thatcherite pasar bebas.
Dia menjabat sebagai anggota dewan lokal di London dan dua kali gagal mencalonkan diri untuk Parlemen sebelum akhirnya terpilih mewakili kursi Southwest Norfolk di Inggris timur pada tahun 2010.
Dia memenangkan kursi Konservatif yang aman setelah mengalami kesulitan, dimana beberapa Konservatif lokal marah ketika terungkap bahwa dia berselingkuh dengan anggota parlemen lain ketika keduanya menikah dengan orang lain.
Truss menghadang pengkritiknya, dan pernikahannya bertahan. Dia dan suaminya Hugh O'Leary, seorang akuntan, memiliki dua anak perempuan remaja.
Dia mendirikan kelompok yang terdiri anggota parlemen penganut Thatcherite Tory yang menghasilkan "Britannia Unchained," sebuah risalah politik yang terkenal, termasuk klaim bahwa pekerja Inggris adalah "di antara pemalas terburuk di dunia."
David Laws, mantan menteri Kabinet yang bekerja dengan Truss di pemerintahan satu dekade lalu, mengingatnya sebagai sosok yang energik dan "sangat ambisius," membandingkannya dalam memoarnya dengan "Margaret Thatcher muda yang trengginas."
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.