PENNSYLVANIA, KOMPAS.TV - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memberikan pujian kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping.
Di saat yang sama, ia mengisyaratkan Presiden AS Joe Biden tak selevel dengan keduanya.
Hal itu diungkapkan Trump dalam kampanye di Wilkes-Barre, Pennsylvania, AS, Sabtu (3/9/2022).
“Saya mengenal banyak pemimpin dunia, dan tidak seperti pemimpin kita, mereka berada di posisi teratas permainannya. Di Hollywood tak akan ada yang bisa memainkan peran mereka,” ujarnya dikutip dari Newsweek.
Baca Juga: Mengerikan! Nelayan Ini Terperangkap dalam Kulkas yang Terapung di Laut Penuh Hiu selama 11 Hari
“Di Hollywood tak ada yang bisa memainkan peran Presiden Xi dari China. Ia adalah orang yang ganas, Putin juga ganas. Keduanya pintar,” lanjut Trump.
Menurut Trump, kemampuan Xi Jinping memerintah dengan tangan besi kepada 1,5 miliar orang, membuktikan kepintarannya.
Ini bukan pertama kalinya Trump memuji kedua pemimpin tersebut.
Pada Februari lalu, miliuner tersebut mengatakan Putin sangat pintar karena memimpin invasi ke Ukraina.
Trump juga memuji strategi Putin sangat jenius. Komentarnya itu pun menimbulkan kecaman.
Bahkan dalam kampanyenya untuk Pemilihan Presiden AS 2020, Trump memuji kecerdasan Putin dan Xi Jinping, sementara mengkritik Biden yang menjadi lawannya dalam pemilihan.
“Satu hal yang saya pelajari, Presiden Xi dari China adalah 100 persen. Putin dari Rusia juga 100 persen,” kata Trump saat itu.
Baca Juga: Rebut Desa di Kherson dari Rusia, Bendera Ukraina Langsung Dikibarkan di Atas Rumah Sakit
“Orang-orang ini begitu tajam dan mereka juga pintar. Joe telah kalah, di hari terbaiknya ia bukan pria pintar, semua orang tahu itu,” tuturnya.
Meski begitu, pujian Trump cukup kontroversial mengingat negaranya tengah bersitengang dengan Rusia dan China.
AS menjadi salah satu negara yang menjatuhkan sanksi kepada Rusia karena serangan Putin ke Ukraina pada Februari lalu.
Sedangkan dengan China, AS tengah mengalami gesekan terkait Taiwan, Laut China Selatan dan dugaan pelanggaran HAM terhadap warga Uighur yang mayoritas muslim di Xinjiang.
Sumber : Newsweek
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.