JAKARTA, KOMPAS.TV - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah menerjunkan tim untuk melakukan investigasi dan pemantauan kasus pembunuhan disertai mutilasi yang melibatkan oknum TNI di Kabupaten Mimika, Papua.
Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara menjelaskan tim investigasi Komnas HAM tersebut dipimpin Kepala Perwakilan Komnas HAM Papua Frits Ramandey.
Menurut Beka ada dua poin yang menjadi fokus investigasi Komnas HAM. Pertama kasus pembunuhan dan kedua mengenai dugaan jual beli senjata api.
Baca Juga: Ini Temuan Sementara Komnas HAM dari Kasus Mutilasi yang Libatkan 6 Prajurit TNI di Papua
"Soal pembunuhannya kita akan mencoba melakukan penyelidikan siapa yang melakukan, motifnya dan seperti apa kronologi peristiwanya," ujar Beka melalui keterangan video yang diterima KOMPAS TV, Sabtu (3/9/2022).
Terkait jual beli senjata, Beka menjelaskan hal ini penting untuk didalami karena Komnas HAM ikut berkontribusi untuk menghentikan kekerasan yang sudah menjadi siklus di Papua. Salah satu caranya yakni menghentikan jual beli senjata.
Komnas HAM, sambung Beka, juga meminta TNI dan Kepolisian untuk terbuka dan memastikan proses hukum yang ada dilakukan secara transparan dan akuntabel.
"Soal jual beli senjata ini penting karena kita harus menghentikan kekerasan di Papua, salah satunya menghentikan jual beli senjata," ujar Beka.
Baca Juga: Instruksi Jokowi ke Panglima TNI soal Kasus Mutilasi 4 Warga Papua: Usut Tuntas dan Proses Hukum
Kepolisian dan POM TNI AD telah menangkap pelaku pembunuhan disertai mutilasi ini empat warga sipil ini telah di Mimika Papua.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.