KOMPAS.TV - Di tengah sinyal kenaikan harga BBM bersubsidi pasca pengalihan subsidi BBM ke BLT bagi masyarakat miskin, warga pengguna pertalite dan solar semalam tampak mengantre di sejumlah SPBU.
Warga mengantisipasi kenaikan harga pertalite dan solar bila jadi dinaikan oleh pemerintah.
Hari ini Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa besaran kenaikan harga pertalite dan solar perlu dihitung secara hati-hati.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, pemerintah mengalihkan subsidi BBM sebesar Rp 24,17 rupiah untuk bantuan sosial.
Baca Juga: Warga Antre Panjang Demi Dapat BBM, Pertamina: Stok BBM Cukup Warga Jangan Khawatir
Tujuannya agar subsidi BBM bisa tepat sasaran pada masyarakat yang membutuhkan.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan agar mewaspadai dampak kenaikan harga BBM bersubsidi yang bisa picu inflasi dan kemiskinan.
BPS menyebut, saat pemerintah menaikkan harga BBM pada tahun 2005 inflasi naik dari 6,40 menjadi 17,11.
Kenaikan harga BBM pada Maret dan Oktober 2005 juga mengakibatkan naiknya tingkat kemiskinan dari 15,97 persen menjadi 17,75 persen.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah mengalihkan subsidi BBM menjadi bantuan sosial tambahan senilai Rp 24,17 triliun.
Namun masyarakat sempat mengantri untuk mengantisipasi kenaikan harga BBM pertalite dan solar bila jadi naik.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.